Share

Bab 44 Meninggalkan Berlian Demi Pecahan Beling

(POV Rendi)

“Lepasin, nggak? Kesiniin ponselku!” bentak Davina.

Davina berusaha merebut ponselnya dariku. Aku menjauhkan ponsel darinya, dan melihat kejanggalan dalam chat Davina dengan seseorang.

Semula aku hanya mengantarkan makan malam untuk Davina sepulang dari kantor. Saat aku hendak menelpon Hendri untuk tidak mengunci dulu rumahnya, sebelum aku pulang dari rumah Davina. Sayangnya ponselku lowbat. Aku bingung kalau sudah begini, aku merasa tidak enak jika harus menggedor pintu gerbang, saat Hendri sudah terlelap tidur. Itu bisa mengganggu waktu istirahatnya.

“Sayang, aku ke belakang dulu, ya! Habis makan kok perut aku jadi mulas begini,” imbuh Davina.

“Iya, silahkan!” sahutku.

Davina setengah berlari menuju toilet, sedangkan aku duduk sendiri di ruang tamu.

Aku melihat ponsel Davina tergeletak di atas meja. Apa aku pinjam dulu ya, ponselnya, untuk menghubungi Hendri? Pikirku.

Aku mengambil ponselnya dan membuka aplikasi hijau bergambar telepon. Aku hendak mencari kontak Hendri,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status