Share

Bab 23

Aku tidak percaya bagaimana bisa Lara melemparkan cincinnya begitu saja, padahal aku bersusah payah mendapatkan cincin itu? Entah kenapa sikapnya menjadi sangat kasar. Laraku tak pernah begini sebelumnya. Aku bahkan sampai tak bisa berkata-kata melihatnya sampai semarah ini.

"Kenapa masih di sini! Sana pergi!"

Saat itu aku memilih untuk tetap diam bukan, karena aku merasa kalah, tetapi aku tahu dia sedang tidak baik-baik saja. Terbukti, setelah meluapkan emosinya Lara malah menangis sejadi-jadinya. Seperti anak kecil yang kehilangan mainannya, Ia menangis bahkan sampai tersedu-sedu. 

"Aku nggak mau makan, aku juga gak mau lihat muka kamu! Kenapa nggak pergi aja sih? Biarin Musa yang di sini, aku nggak butuh kamu!"

Dari pada mendengarkan Lara yang terus-menerus meluapkan kemarahannya, aku memilih untuk mencari cincin pernikahan kami yang dilemparkan entah ke mana. Lagi pula menanggapi ucapan Lara juga bukan sebuah solusi yang baik. Jika wanita sedang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asnidar Ummu Syifa
kalau di suku kami Sulawesi Tenggara, laki-laki yg pegang sendiri uangnya disebut tombalaki,wkwkwwk & itu sifat yg sangat memalukan di mata masyarakat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status