Tanpa sengaja kuketahui suamiku menamai diri ini sebagai Anj*** di dalam kontaknya. tadinya, kupikir ia bercanda, tapi perasaan disakiti dan merasa direndahkan makin menjadi saat nada dering khusus panggilanku ke ponselnya dikhususkan dengan suara hewan itu menyalak. Herannya, ketika ada panggilan lain, ponsel itu berdering seperti biasa. perasaan direndahkan oleh suamiku sendiri membuatku bertanya tanya kenapa ia demikian tega. Dalam rangka apa semua sikapnya itu? jika hanya bercanda, apakah pantas menyamai istri dengan najis. Ah, aku mencari jawabanku hingga kutemukan ia telah nyaman dengan seseorang bernama kontak Ratuku.
Lihat lebih banyaksetibanya di sana Mila dan pengacara sudah menungguku, begitu melihatku datang di ujung koridor wanita itu langsung menyongsong diri ini dan menyambutku. "kau ke mana saja Mas pagi-pagi sudah pergi dari apartemen, Aku khawatir kau tidak akan datang.""aku ke rumah orang tuaku.""Apa kau terus ragu dengan semua ini?"tanya wanita itu yang seakan menangkap keraguanku."tidak aku hanya....""hanya apa?""tidak ada, Apa yang telah kau siapkan untuk hari ini mila? apalagi yang akan kau lakukan untuk mempermalukan Fatia?"wanita itu tertawa berderai atas pertanyaanku, dia menggelengkan kepala sambil menatapku dengan tatapan yang licik."memangnya kenapa. Apa kau menghawatirkan istrimu?" "Apa yang telah kau siapkan?" aku bertanya berulang kali."Aku membawa saksi untuk membuktikan tuduhan kita!""apa?""aku bawa dua orang yang akan bersaksi kalau dia memang punya utang!""kau yakin, Fathia akan diam saja dengan permainanmu?""dia tidak akan bisa melawanku karena aku membawa pengacara dan pe
"Kenapa kau bahkan tidak bisa membuka mulutmu!" Jamilah saat semua orang sudah membubarkan diri termasuk Fatia Yang telah Pergi. wanita itu menghampiri dan merebut tanganku dengan cepat, dia mencengkeramnya sambil melotot padaku."Kenapa kau tidak bisa memberikan kesaksianmu, katakan bahwa isi gugatan kita itu benar adanya!""tapi, itu tidak benar!" jawabku "apa kau gila Mas, kita berusaha untuk membuat wanita itu meninggalkanmu jadi tolong ikuti saja aturannya dan katakan saja iya jika Hakim bertanya!""ya, baik.""sepertinya kau masih kasihan pada Fathia ya," ucap Mila dengan sinis. "bukan begitu mil tapi aku rasa kita terlalu kejam padanya," balasku. "kau tahu kan, memfitnah orang itu dosa dan balasan dari membuat fitnah itu sangat menyedihkan!""bisa-bisanya kau berpikir seperti itu mas, bagaimana cara mendapatkan tujuan dan ambisi kita kalau kau tidak bisa bermain dengan cerdik. dasar bodoh!"wanita itu mendelik padaku lalu berjalan meninggalkan diri ini menuju lokasi parkir, d
saat aku kemudian dipanggil untuk menghadapi Fathia di ruang persidangan aku benar-benar tidak berdaya. Aku duduk di hadapan hakim dengan berat hati. tak tahu apa yang harus kukatakan.Apakah aku harus membenarkan semua tuntutan yang dituliskan Mila atas istriku ataukah aku sendiri yang akan menyangkalnya? aku bersumpah, aku mengalami dilema dengan pikiranku sendiri. aku ingin minta maaf, kabur dari tempat ini dan kembali pada istriku sebelum terlambat.tapi rasanya langkah kaki tidak bisa diputar kembali, aku seperti menjilat ludah dengan mencampakan Fatia lalu hendak mengemis untuk bersamanya lagi. aku akan jadi lelaki paling ramah di dunia ini karena setelah itu Mila tak akan kembali padaku, pun istriku dia terlanjur membenciku. "benarkah apa yang tertulis dalam gugatan anda bahwa istri anda tidak pandai mengurus keluarga?" pertanyaan Hakim terasa menusuk jantungku, aku tahu persis kontradiksi yang sedang mereka sebutkan itu dengan kenyataan yang ada. Fathia Istri terbaik di dunia
Tidak ada yang lebih memberatkan Hati selain apa yang harus kujalani hari ini, aku harus datang ke ruang sidang untuk mengikuti drama persidangan yang akan memisahkanku dengan Fatia. langkah kaki terasa berat, hati pun terasa tak tega melakukan ini, mungkin jika alasan perceraian itu baik-baik Aku tidak akan terlalu terbebani, tapi, aku telah meletakkan fitnah di atas kepala Fatia. bagaimana jika keluarganya tahu, bagaimana jika suatu saat anak yang tumbuh besar mulai mengerti apa alasan perpisahanku dengan ibunya, Apakah mereka akan tetap menyukaiku atau berpaling? ya Allah, sulit bagiku membayangkan penghakiman mereka setelah semuanya tahu. **di ruang tunggu persidangan aku berjumpa dengannya, aku datang bersama Mila dan ibunya sementara dia datang sendirian. melihatku sedang duduk dengan keluarga calon istriku wanita itu bersurut dan hendak pergi namun ia ya harus menelan pahit kenyataan itu karena tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan. aku bangkit lalu mendekat padanya, M
usai bicara dengan Fathia, aku baru menyadari bahwa baterai ponselku akan habis, biasanya pengisi daya ada di atas kaca rias Mila tapi kali ini aku tidak menemukannya.jadi kuabrak-abrik ke sana kemari dan membongkar laci, berusaha menemukan di mana charger ponselku. tanpa kusadari aku menemukan kertas gugatan di pengadilan, kertas gugatan Antara Aku dan fat, kertas yang sudah dibuat oleh pengacara keluarga Mila untuk melawan istriku dan memuluskan rencana mereka memisahkan kami. karena penasaran dan kebetulan Mila sedang asyik menonton tv, Jadi aku bisa membukanya, mataku terbelalak saat membaca poin gugatan tersebut, panik hatiku, kaget dan gugup luar biasa. di sana tertulis alasan gugatan kalau istriku tidak pandai mengurus rumah tangga dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan dan bermain bersama teman-temannya, yang lebih mengejutkan lagi adalah akibat dari gaya hidup tersebut dia punya hutang ratusan juta dan kehidupan kami nyaris bangkrut.astaghfirullah.ini
aku mencoba bertanya kepada Mila tentang Apa isi gugatan yang sudah dia layangkan pada istriku. aku tidak berhak lagi untuk memprotes namun aku ingin tahu Apa alasan yang ia gunakan agar Hakim mewujudkan harapan perceraian Fatia dariku."Apa yang kau tulis dalam gugatan?""tidak ada Mas hanya pertengkaran dari ketidakcocokan saja.""tapi setahuku pengadilan butuh alasan yang lebih kuat agar mereka mengabulkan gugatan dan melangsungkan persidangan.""aku bilang bahwa kalian terus berkonflik dan tidak cocok, pengacara Ayahku akan mengatur segalanya dan buktinya surat panggilan sidang pada istrimu akan dikirimkan hari ini juga.""apa secepat itu?" aku terlanjur mendengar kalau lihat aku pengadilan akan mengirimkan pangeran sidang pada Fatia Padahal aku belum memberitahunya sama sekali tentang keputusanku pasti wanita itu akan sangat terluka dan kaget. aku tidak bisa bayangkan bagaimana ia akan sedih dan mengadu pada orang tuanya, ah, Ini benar-benar masalah yang sangat mengerikan."Kenap
**tiga hari setelah itu.tidak ada firasat apapun saat berangkat bekerja, setelah dimutasi ke kantor yang lebih kecil aku kehilangan separuh gaji, bahkan sebagian besarnya. secara teknis aku telah dipecat tapi teman-teman sekantor mencoba menyelamatkan diri ini dan masih menyuruhku bekerja tapi di tempat yang lebih tidak layak dibandingkan bandara, sehingga mungkin mengundurkan diri lebih terhormat daripada di tempat buruk ini. aku tetap pergi bekerja demi menyelamatkan harga diriku di mata orang tuanya Mila, tetap menggunakan pakaian seragam padahal setelahnya aku harus menanggalkannya dan melakukan tugas-tugas yang seharusnya tidak aku lakukan, seperti mencuci WC dan melayani orang-orang yang minta kopi. memalukan? iya! sepulang dari tempat kerja, kudapati orang tua Mila sudah menunggu di apartemennya. melihat diriku yang masuk dari pintu utama kedua sejoli itu saling melirik dan menatap diri ini dengan tajam terutama tatapan ayahnya yang amat sangat mengintimidasi."kau tinggal
kutinggalkan keluargaku, kutinggalkan istri dan anakku demi wanita yang kucintai. tak banyak yang bisa ku katakan saat meninggalkan tempat itu, selain menitipkan mereka kepada tuhan semoga kehidupan mereka baik-baik saja setelah kepergianku. aku tidak bisa seperti ini ... melakukan tarik ulur dalam hubunganku dengan. Fatia, harus ada kejelasan di antara kami, Apakah aku akan bertahan atau pergi. "hati hati mas." itu adalah perkataan terakhir yang diucapkan Fatia sebelum pintu gerbang tertutup dan aku meluncur pergi dari tempat itu. herannya, meski anak-anak menatapku tapi perasaan iba dan kecenderungan untuk ingin bersama mereka tidak ada lagi. **"sayang akhirnya kamu kembali juga," ucap Mila saat menyambut kedatanganku ia segera melingkarkan tangannya ke leherku dan memelukku dengan manja."ya aku kembali demi kamu.""aku bahagia karena kamu memilihku.""tentu." "tapi kok kamu murung, apa kamu merasa menyesal dengan pilihanmu?""enggak juga Mil," balasku melepas kaitan tangannya,
tak berselang lama setelah aku dan dia saling mendiamkan tiba-tiba ada suara Mila dari seberang pagar perkebunan jagung tersebut, dia memanggilku dengan intens dan membuatku menyadari bahwa ada yang datang."mas Kevin!"aku dan Fathia terkesiap dan saling melirik satu sama lain."mas, ini aku datang menjemputmu!" panggil Mila dari seberang sana. aku yang mulai menyadari kedatangannya langsung berdiri sementara Fathia segera meraih jilbabnya."itu pasti kekasihmu yang datang menjemputmu.""iya, kurasa begitu."seharusnya aku tidak perlu mengiyakan perkataan Fatia yang menyebut kata kekasihku, aku tak sengaja padahal harusnya aku diam saja. kini bola mata istriku berkaca-kaca, aku melihat kekhawatiran dan ketakutan dalam dirinya, Mungkin dia takut aku akan meninggalkannya begitu saja di tengah kebun jagung mirip orang-orang sementara perkampungan sedikit masih jauh."mas, kamu di sini?" bila menyeberang pagar dan mendapatiku."iya, kami terjebak di hutan, mobil kami rusak dan karena h
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.