Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa Baru

Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa Baru

By:  Sarinah   Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
5.8
5 ratings
77Chapters
6.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Bagaimana rasanya jika menjadi guru dari anak mantan? Ya, itulah yang dirasakan oleh Ai. Terpisah selama beberapa tahun, sekuat tenaga melupakan justru kini bertemu dengan situasi yang berbeda.

View More
Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa Baru Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Usman Man
mn smbungn ny
2022-10-20 16:53:23
0
user avatar
Azuarman Aman
lnjutn ny kk
2022-10-17 19:26:09
0
user avatar
khanzia arabelle
mati semua???
2022-12-13 23:45:42
0
user avatar
Deandra Adellia
taeek laaae
2022-11-02 18:17:51
0
user avatar
khanzia arabelle
sedih saya baca novel model ga niat begini..
2022-10-11 15:00:58
2
77 Chapters
Awal
Nama Mantan diBuku Pendaftaran Siswa BaruBab 1Hari ini aku berangkat dengan sedikit tergesa-gesa. Pasalnya, motor yang aku gunakan mogok di tengah jalan. Beruntung, ada bengkel di dekatnya. Sungguh, pemilik bengkel benar-benar memilih tempat yang strategis."Bu Ai, tumben terlambat," sapa Bu Eli."Iya, Bu. Mogok," jawabku seraya meletakkan tas di atas meja."Oh iya, ini daftar calon anak-anak yang akan sekolah. Bu Ai silahkan cek, nanti mereka akan datang." Buku panjang diletakkan Bu Eli di depanku. Segera aku membukanya. Namaku Aisyah Naura Illana, guru honorer di salah satu TK. Bulan ini adalah waktu untuk pendaftaran calon murid baru. Ah, bukan murid sebenarnya, aku lebih suka jika menyebutnya anak-anak TK. Pukul sepuluh aku masuk ke ruangan yang sudah berisi orang tua dan anaknya. Riuh suara anak-anak sangat khas di telinga."Selamat pagi," sapaku."Pagi," jawab mereka serempak. Bersama dengan Bu Eli kami lantas duduk di kursi paling depan berhadapan dengan orang tua dan anak
Read more
Tatapan
Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa Baru Bab 2Ponsel di sampingku terus bergetar, segera aku meraih dan membukanya. Ternyata pesan dari grup wali murid. Aku memang membuatnya dengan tujuan untuk mempermudah komunikasi. Satu per satu pesan aku baca hingga pada bagian akhir satu pesan membuatku terhenyak. [ Selamat malam, Bunda ….] Pesan dari mantan sekaligus wali muridku. Apa-apaan ini? Mendadak grup menjadi ramai saat mantanku mulai memperkenalkan diri dan juga mengirim fotonya. Memang, dari sekian banyak chat para wali murid mengirimkan foto mereka katanya sebagai bentuk perkenalan. Aku masih menyimak saja chat yang terus datang bergantian.[ Salam kenal Bunda semua. Perkenalkan saya papanya Zivanna. Sepertinya hanya saya yang bukan Bunda ][ Iya, lainnya memang Bunda semua ][ Salam kenal, Papa Zi ] [ Salam kenal juga Papa Zi, saya Bundanya Izza nantinya kita akan sering bertemu. Saya single parents. ]Duh, baca chat itu aku jadi malu sendiri. Bundanya Izza adalah seorang ora
Read more
Aku yang sekarang
Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa Baru Bab 3"Nah, ini dia …, ambil saja motornya untuk melunasi hutangku!" ucap Ibu.Apa? Apa-apaan Ibu? Tidak! Aku tidak akan menyerahkan motorku. Lihat saja kalau sampai motorku diambil, aku akan lawan mereka. Enak saja mau ambil motor seenak jidat mereka, gelut juga aku ladenin!Tak terima dengan ucapan dari ibu, segera aku gulung lengan kemeja panjang yang aku kenakan hingga sebatas siku. Tas ransel yang tadinya dipunggung aku lepas dan kutaruh di atas motor. Rasanya tak terima, motor yang kubeli dari hasil jerih payahku selama ini mau dijadikan sebagai pembayaran hutang. Utang juga bukan aku yang ngutang kenapa jadi aku dibawa-bawa?"Kalian mau apa?" tanyaku pada dua orang laki-laki yang masih memandang pada motorku. "Ya mau ambil motor, lah!""Motor siapa yang mau diambil, hah?!""Ai, serahkan saja motornya buat bayar utang ibu. Lagian itu motor, kan, motor Adit juga," sela Ibu dengan wajah datarnya yang tentu saja semakin membuatku bertamb
Read more
Bab 4 Pernikahan impian
Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa Baru Bab 4[ Na, aku sudah berhasil. Satu per satu aku mewujudkan impian kita. Aku mewujudkannya untukmu, Na. Aku punya rumah untuk kita, aku punya mobil juga untuk kita dan satu lagi di rumah aku punya kolam renang. Bukankah impianmu dulu punya rumah yang ada kolam renangnya? Kamu mau, kan, hidup bersama denganku? ] Membacanya membuat hatiku semakin teriris. Apa kamu tahu Mas, kamu menceritakan segala impian kita dulu dan kamu mewujudkannya. Sedangkan aku di sini, hidupku dalam kekurangan. Apa aku tinggalkan saja semuanya dan hidup bersamamu? Rasanya aku lelah, capek dengan ini semua.Tanpa terasa bulir bening sudah mengalir di sudut mata, mengingat betapa berbedanya kehidupanku dan mantan. Aku jadi berandai-andai, kalau saja aku belum menikah mungkin sekarang aku akan langsung mengiyakan permintaan dari Mas Reza. Atau kalau saja dulu aku dan dia tidak berpisah mungkin takdirku akan lain. Tidak kekurangan dan punya mertua seperti sekarang. Boleh
Read more
Bab 5 Masa lalu
Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 5Aku terlena, saat Mas Reza meraih tanganku, membimbingku melewati karpet merah. Persis seperti sepasang pengantin yang tengah berbahagia. "Aku mencintaimu, Nana … maukah kamu hidup bersamaku? Kita wujudkan impian kita menjadi keluarga yang bahagia, bersama anak-anak kita nanti." Apa yang harus aku jawab? Imajinasiku Mas Reza mengatakan hal itu, akan tetapi nyatanya Mas Reza hanya berdiri di sampingku. Dia tidak meraih tanganku, ketika melihat ke bawah kedua tanganku masih dalam posisi semula. Sialan, bagaimana mungkin aku bisa membayangkan sejauh itu? Sadar Ai, sadar …. Aku bermonolog dengan diriku sendiri sampai kupukul kepalaku agar otakku tidak oleng seperti tadi.“Na, ayo,” ajak Mas Reza. “Ke mana?” tanyaku heran.“Ayolah.” Sedikit memaksa, Mas Reza menarik tanganku. berjalan melewati karpet merah dengan hiasan pada kanan dan kiri bunga mawar kini aku sudah sampai di sebuah meja dan kursi yang juga sudah tertata sedemikian rupa.
Read more
Bab 6 Keterlaluan
Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 6Aku tidak menjawab, gegas aku melangkah keluar dari ruko. Namun, saat membuka rolling door, justru aku kaget dengan sosok yang berdiri di depan pintu."Mas A–dit."Mati aku! Bagaimana kalau Mas Adit tahu apa yang terjadi di dalam? Batinku.Laki-laki yang memakai kaos kerah berwarna biru dengan nama toko bangunan tercetak lingkaran di dada itu menatapku lekat. Pun denganku yang yang dilanda rasa panik dan gugup. Baru kali ini aku merasakan seperti ini. Mungkin seperti ini rasanya ketika maling akan tertangkap tapi aku bukan maling tentunya. Aku hanya takut jika suamiku mengetahui apa yang terjadi di dalam walaupun aku tahu aku tidak melakukan apa pun. Salahku hanya bertemu dengan Mas Reza yang ternyata adalah mantanku, itu saja.Aku tidak selingkuh … iya aku tidak selingkuh kenapa aku harus takut? Aku hanya takut jika Mas Adit salah paham."Dek, lagi ngapain di sini?" tanya Mas Adit. Matanya mulai menelisik ke dalam kios yang pintunya mas
Read more
Bab 7 Ultraman
Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 7"Kamu hamil, Dek?" tanya Mas Adit. Aku mengangguk seraya tersenyum."Beneran?" Lagi, Mas Adit bertanya."Iya, Mas, aku hamil. Dua garis pada alat itu artinya aku sedang hamil.""Tidak bisa! Kamu harus gugurkan!"Suara lantang dari arah pintu sungguh membuatku kaget. Pun dengan Mas Adit yang seketika berdiri. Aku berbalik dari posisi yang tadinya membelakangi pintu kini jadi semakin jelas melihat siapa yang datang. Ya, wanita dengan memegang gelas besar berisi teh itu adalah ibu. Beliau meletakkan gelas itu di atas meja dan mendekat. Langkah demi langkah membuat posisi kami semakin seakan tidak ada jarak. Tanpa aku duga, beliau kemudian dengan cepat merebut alat tes kehamilan yang berada di tangan Mas Adit dan meremasnya. Aku tahu jika selama ini Ibu melarangku untuk hamil, tapi aku juga punya naluri. Setiap hari aku bersama anak-anak, setiap hari aku mendengar celotehan mereka, setiap hari juga aku melihat tingkah laku menggemaskan mer
Read more
Bab 8 Jangan bohong!
Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 8"Jangan dipikirkan nanti, pokoknya kamu harus berhasil membujuk Ai. Kamu bisa kan?""Iya, Bu."Apa? Mas Adit mengiyakan? Itu artinya, Mas Adit setuju dengan Ibunya untuk menggugurkan kandunganku? Keterlaluan kamu, Mas!Tak tahan dengan apa yang akan mereka bicarakan kemudian aku menuju ke kamar. Rasa haus yang tadi menyerang kini menguar entah ke mana. Mungkin sudah hilang bersama dengan isak yang tertahan. Kembali ke kamar aku menjatuhkan bobot tubuhku pada ranjang, menutup kepalaku dengan bantal kemudian menumpahkan apa yang aku rasa.Bu … Ai pengen pulang … Ai kangen sama pelukan Ibu. Batinku menjerit. Saat seperti ini memang hanya pelukan ibu yang sangat aku butuhkan. Hanya saja jarak memisahkan antara aku dan ibu. Pagi menyapa, saat membuka mata tidak kutemukan Mas Adit berada di sisiku. Mungkin dia tidur di depan tv sesuai dengan kebiasaannya jika terjadi sesuatu antara aku dan ibu. Dia akan tidur terpisah denganku. Sebenarnya Mas
Read more
Bab 9 Aku bukan babu!
Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 9"Bu Ai." Panggil seseorang yang belum aku ketahui siapa. Sosoknya tertutup badan Mas Reza. Mas Reza kemudian sedikit bergeser hingga akhirnya aku bisa tahu jika yang memanggilku adalah Bu Eli. "Ya, Bu," jawabku."Dipanggil Bu Kepsek.""Iya, saya segera ke sana." Setelah itu, aku melewati begitu saja Mas Reza, dan tidak tahu kapan dia pergi yang jelas saat aku kembali ke kelas dia sudah tidak ada. Baguslah, jadi aku tidak dicecar penjelasan olehnya.Hari semakin siang, saatnya anak-anak untuk pulang. Seperti biasanya aku akan menunggu sampai orang tua murid datang menjemput. Saat itu juga, anak-anak berteriak kegirangan. Aku menoleh ke arah di mana anak-anak saat ini mengerumuni sosok yang memakai kostum superhero. Sosok yang memakai kostum Ultraman itu menari-nari mendekat ke arahku diikuti oleh anak-anak yang berteriak kegirangan. Zivanna yang tangannya berada dalam genggaman tanganku melepaskan tangannya dan ikut dalam kerumunan tema
Read more
Bab 10 Maaf, aku berbohong
Nama Mantan di Buku Pendaftaran Siswa BaruBab 10Keterlaluan kalian! Janin yang saat ini ada dalam kandunganku adalah cucu dan keponakan kalian. Teganya kalian akan menggugurkannya. Bukankah itu sama saja dengan membunuhnya? Di mana nurani kalian?Dadaku semakin berdegup dengan kencang saat ini, ingin rasanya aku memaki atau sekalian saja aku melabrak dua orang yang masih belum mengetahui keberadaanku. Namun, setelah dipikir-pikir sepertinya itu bukan cara yang baik. Aku tidak akan bertindak bar-bar terlebih dahulu. Oke, kakak ipar dan ibu mertua, aku akan ikuti permainan kalian. Kita lihat saja apa yang akan terjadi. Aku akan berjuang untuk anakku.Niat awal yang sedianya untuk mengambil makanan aku urungkan. Beralih menuju ke kamar, menunggu kedatangan suami dan ingin membicarakan apa yang sudah aku dengar tadi. Setelah menunggu agak lama, laki-laki yang masih memakai seragam kerja masuk ke dalam kamar. Dia kemudian menghampiri dan duduk di sampingku. "Dek, Mas bawain nasi padang.
Read more
DMCA.com Protection Status