Share

Bab 27

"Aris tak mau pergi?" tanya Ibu padaku. Aku mengangguk.

Pagi-pagi sekali, Mas Aris sudah pergi. Indah menghubunginya, meski tau aku tak suka, Mas Aris tetap pergi. Dia telah memilih  jalannya, dia tak ingin pergi. Mas Aris lebih memilih duniawi daripada hidup dengan cintaku.

"Maafkan Aris," ucap Ibu kemudian. Aku memeluk Ibu mertuaku itu, tangisku pecah. Saat semua daya upaya yang dilakukan ternyata sia-sia, yang tersisa hanya rasa kecewa.

"Rena …  Ah, sakit sekali rasanya Bu. Segala usaha kita, tak ada nilainya. Semua sia-sia, kalah dengan harta dan silaunya dunia." Sesak sekali rasanya dadaku, mengingat semua hal yang tengah terjadi.

Bunda mengusap punggungku pelan. Kami semua terluka, oleh pilihan yang diambil Mas Aris. Semua kecewa, sangat kecewa.

"Sudah, jangan menangis seperti ini. Hati bunda tambah sakit rasanya." Bunda terisak, pasti sama yang ia rasakan sekarang denganku.

"Ibu minta maaf, benar-benar minta maaf," ucap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status