Share

Chapter 22. Lukisan Biru

Ponsel Diwana berbunyi, ia pun terbangun di pelukan Nilakandi dari tidur paling nyenyaknya seumur hidup. Segera diraihnya ponsel di atas nakas yang memperlihatkan nama Tama di layarnya.

"Halo? Iya, Ta?" Diwana mengawali.

"Diw, bad things happened. I'm sorry, musuh kamu benar-benar lolos, dia keluar sel pagi tadi jam empat," ucap Tama terdengar penuh penyesalan.

Namun Diwana tak terkejut, seakan ia sudah menduga hal itu sebelumnya. Seketika semua cerita Nana tentang Ten kembali terngiang. Ia tak boleh lupa, bahwa Ten bukanlah

"Iya, nggak papa. Aku udah tahu bakal kaya gini. Kamu gimana?" lanjut Diwa yang justru khawatir pada sahabatnya itu.

"I'm okay, tapi jelas-jelas semalam aku udah isi semua berkas-berkas saksi. Lawyer aku sudah turun tangan, tapi bisa-bisanya bajingan itu lolos. Benar kata teman Nilakandi itu, Diw."

"Udah, pelan-pelan aja. Kita ini orang asing yang baru saja terlibat di masalah runyam mereka. Aku akan jelasin besok

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status