Share

Chapter 26. Kekasihku

Pagi itu, Diwana pergi ke kantor dengan berberat hati. Pasalnya, Nilakandi menolak ajakan untuk ikut menemaninya kerja seperti dua hari lalu.

Ada sesuatu yang aneh dengan perempuan itu, tapi Diwana tak bisa menyimpulkan apa-apa. Hanya seperti... ekspresi kesedihan yang cukup jelas tergambar di wajah Nilakandi saat ia mengajaknya pergi.

"Pokoknya jangan bukakan pintu untuk siapapun, lihat dulu dari interkom, kalau orang asing langsung telepon Pak Dermawan," ucap Diwana mengawali ceramahnya sambil mengenakan kaos kaki.

"Jangan ke bawah sendirian, oke? Nanti aku mampir belanja untuk kita, jadi kamu jangan ke minimarket dulu."

"Kalau butuh apapun, pesan antar aja. Aku takut kalau kamu harus keluar."

"Kalau ada apa-apa, langsung telepon aku, ya? Aku akan langsung pulang."

Ceramah panjang lebarnya melebihi pidato capres cawapres yang akan mencalonkan diri. Tapi semua itu semata-mata demi keselamatan Nilakandi juga, karena selagi Ten masih berkelia

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status