Share

Chapter 21. First Kiss Ever

Diwana tertidur bersandar di sisi ranjang Nilakandi sambil duduk di lantai yang dingin, masih dengan memegang tangan kiri perempuan itu. Sedangkan Nana, memilih berbaring di sofa ruang tamu yang masih penuh dengan pecahan kaca. Sekalian berjaga kalau-kalau ada orang lain yang hendak masuk, karena pintu rumah Nilakandi masih belum diperbaiki.

Jam menunjukkan pukul empat dini hari saat Nilakandi perlahan membuka matanya. Merasa ada kehangatan yang berbeda di tangan kirinya, ia pun menoleh.

Meskipun agak sedikit terkejut, tapi senyum akhirnya mengulas di wajahnya saat mengetahui sosok itu adalah Diwana.

"Ah, pasti dingin sekali," batinnya saat menyadari Diwana duduk beralaskan lantai.

Kemudian dilihatnya tangannya sendiri yang penuh lebam dan plester di sana-sini, sungguh Nana sekali, pikirnya. Ia pun mencari-cari keberadaan Nana di antara cahaya redup lampu tidur kekuningan dalam kamarnya, tapi tak ada siapapun selain dirinya sendiri dan Diwana.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status