Share

Bab 30 Rindu yang sama

Anak-anak duduk di sofa panjang, sedang mengerumuni Kezia yang menunjukkan sesuatu di ponselnya. Aku dan Yola duduk bersisian di kursi.

"Iya, ntar aku tanyain ke Mas Bima. Bisa sekalian aku angkut juga kan?!" Aku menjawab sambil mengeluarkan ponsel dari dalam tasku.

Tidak berapa lama, makanan yang dipesan datang. Pelayan berbaju krem dengan apron hitam datang dan menata makanan dimeja. Fokus anak-anak berpindah pada makanan yang sudah disajikan untuk mereka.

"Doa dulu," ingatku pada anak-anak. Seperti halnya anak seusia mereka. Mereka berdoa dengan suara nyaring sambil menengadahkan tangan. "Pelan-pelan makannya, awas masih panas."

Meskipun mereka sudah paham, tetap saja selalu keluar kalimat khas seorang ibu. Aku mengaduk lemon tea dingin di hadapanku, sambil memperhatikan anak-anak yang mulai menikmati makanannya.

"Saiy," Yola memanggilku lirih, kakinya menyenggol kakiku. Aku menoleh ke arahnya, dan mengangkat dagu.

"Papa Luna," bisiknya kemudian.

Deg …

Jantungku tiba-tiba berdetak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status