Share

BAB 27 B

PAPA MUDA 27 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Berteman angin siang hari memberi kesan berbeda. Meski terasa sejuk tapi panas matahari masih mencoba menunjukkan keberadaannya. Persis seperti hatinya yang kadang dingin tapi ingin tetap merasakan kehangatan kasih sayang. Bahkan bisa berduaan setelah kejadian kemarin cukup memanaskan dada yang riuh ribuan debaran.

"Begonya aku baru menyadari kalau hati ini masih bisa merasakan getaran penuh debar bersama wanita. Kenapa selama ini aku menutup rapat hati untuk rasa yang diagungkan Tuhan. Giliran terbuka harus mengalami uji coba yang cukup menyita kesabaran," batinnya yang terbawa suasana selama berkendara.

Hampir sepuluh menit berlalu, akhirnya mereka sampai di depan sekolah berstatus Islam terpadu. Bangunan bercat orange dan hijau menjadikan suasana cerah untuk anak-anak.

"Kok, masih sepi? Apa belum waktunya pulang?" ucap Dyra sembari mengedarkan pandang ke gerbang sekolah. "Mas Al nggak salah waktu, kan?" tanyanya lagi pada pria yang memi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status