Share

Bab 38. Takdir yang Rumit

Saat membaca pesan ibunya, Freza baru menyadari ada panggilan masuk dari istrinya.

Dia coba untuk menelepon balik, tetapi tidak diangkat.

Sebuah pesan singkat dia kirimkan ke Rere, berharap nanti dibaca oleh istrinya saat sudah tidak sibuk.

[Sayang, lagi apa? Maaf, tadi aku lagi kerja.

Aku lembur.]

Pesannya terkirim, tetapi belum dibaca oleh penerimanya.

“Merlyn, kamu boleh pergi, atau istirahat pulang. Saya mau ambil barang dulu ke orang. Kamu nggak perlu ikut.”

“Baik, Tuan Muda,” Merlyn membungkuk lalu pergi ke luar ruang rapat.

Di dalam ruangan, peserta rapat yang lain masih belum terlihat bersiap-siap untuk pulang.

Mereka masih sibuk berdiskusi, atau berkutat dengan laptop.

“Kita ketemu lagi hari Senin. Saya duluan.” Freza bangkit dari duduknya, bersiap pergi.

“Baik, Pak,” jawab mereka bersamaan.

Direktur muda itu melangkah keluar meninggalkan ruang rapat.

***

“Sudah kenyang, Fika? Mau nambah apa?” tanya Bram melihat putrinya sudah berhenti makan.

Fika menggeleng, pertanda sudah t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status