Share

Bab 43. Kontrak yang Belum Usai

Andai saja mereka berdua tidak dalam posisi tidak enak seperti sekarang, mungkin Rere akan langsung menjawab.

Sayangnya, dia sedang sebal dengan suaminya.

Bahkan, jika boleh, dia ingin memukuli, meremas-remas lelaki di hadapannya itu.

Serta berteriak-terial meluapkan emosi. Namun, setiap bertatap muka dengan Freza, Rere lebih memilih diam.

Sesak di dadanya membuatnya bahkan tidak bisa berkata-kata. Sudah malas rasanya.

Rere melepaskan tangan Freza dari pipinya. Dia menggeser duduknya, menjauh dari suaminya.

“Aku nggak pa-pa. Nggak usah berubah topik. Kamu yang ada apa? Kenapa ngajak aku ke sini?” Suaranya terdengar tidak sabar.

Berkali-kali, dia memaksa dirinya untuk mengendalikan diri. Jangan sampai matanya basah.

“Kamu kayaknya kesal, ya, sama aku? Ngomong dong.”

“Kamu aja nggak ngomong, ngapain aku ngomong.”

“Memangnya aku harus ngomong apa?”

“Nggak taulah. Kalau kamu nggak ada yang mau diomongin, yaudah, anterin aku ke rumah majikanku. Masih banyak kerjaan.”

Tatapan Rere begitu yak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status