Share

Bab 42. Lapar atau Marah

Keningnya berkerut saat mendengar tentang penagih hutang dari Bram.

Tidak pernah dirinya atau ibunya berhutang pada rentenir. Bagaimana bisa ada penagih hutang ke rumahnya?

Dan lagi, siapa yang menjemputnya sekarang? Apakah tetangganya?

Namun, dia tidak pernah memberitahukan bahwa dirinya bekerja di sini.

Dengan rasa penasaran membumbung, Rere segera mengemasi barang-barangnya, lalu berlari ke luar.

Di luar gerbang, berdiri seseorang dengan jaket kulit hitam, helm hitam, serta motor bebek matic hitam.

Wajah si tamu tidak bisa terlihat, karena helmnya tidak dilepas.

Saat sudah tiba di luar gerbang, Rere tidak langsung mau ikut.

“Mas, maaf, siapa ya?” tanya Rere dengan berusaha menerawang helm si tamu.

Seseorang itu membuka sedikit kaca helmnya.

“Freza?” teriak Rere. Segera dia menutup mulutnya dengan tangan.

“Ssst!” Freza meletakkan jari telunjuknya di depan bibir.

“Ayo, cepetan naik!” pinta Freza.

Setelah sempat berpamitan dengan Pak Mamat, Rere segera naik ke boncengan di belakang pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status