Share

BAB 94 MENAHAN RASA LAPARKU

Dimas memang membisikan sesuatu ke telingaku. Namun aku tidak bisa mendengarnya karena suaranya sangat lirih hingga aku tidak bisa mendengarnya, dan itu membuatku seperti sudah ditipu olehnya.

Bagaimana bisa orang akan mendengar apa yang dia katakan bila mengatakannya saja hampir tidak terdengar. Bahkan semut saja tidak mendengarnya, apa lagi aku.

“Masih,” ketusku.

“Benarkah? Tapi sayangnya aku tidak akan mengatakannya untuk kedua kalinya, dan itu sudah menjadi kesepakatan kita,” ejek Dimas.

Mendengar hal itu, aku ingin memukul pria yang ada di depanku saat ini. Andai saja dia bukan tuan muda rumah ini dan orang yang sudah menolongku dan memberiku tempat berteduh, aku pasti sudah memukulnya tanpa ampun.

“Tapi anda curang, Tuan Dimas. Anda sudah menipu saya,” ujarku kesal sambil menatapnya tajam.

“Apa kamu bilang, Cempaka? Aku curang?” ucap Dimas sambil mendekatkan wajahnya kepadaku dan menatapk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status