Share

Tertangkap Basah

Aku menatap Arsyl yang mendekat dengan langkah pelan. Dia menyelisik wajahku dengan tatapan yang sulit kuartikan. Kemudian, aku sedikit berdeham dan mengalihkan pandangan ketika dia duduk di tepi ranjang, di sisiku.

Flu?” tanyanya. Terasa canggung. Tak lupa tangannya menyusup menyentuh leher, juga dahiku. Ini adalah kebiasaan yang dilakukannya sejak lama.

Sementara itu, aku mengangguk tanpa berkata. Seperti seorang anak yang mengakui kesalahan pada orang tuanya. Rasa sedih ini, rasa bersalah ini ... semua karena aku sangat mencintainya. Ya. Aku mencintainya.

Dia menghela napas sejenak, belum menarik tangan dari dahiku. “Mandi malam lagi? Bandel!”

Aku bergeming, merasakan tangan Arsyl yang masih menempel di pipi. Ingin rasanya menjawab, tapi semua kata tercekat dalam tenggorokan. Namun, desakan dari hati membuat air mata ini menitik, kala aku berkata, “Maaf.”

Hanya itu. Ya, hanya itu kata yang mampu kuucap untuk mengurai semua masalah ini. Kata yang seharusnya terucap di awal pernika
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status