Share

Bab 822

"Yuno!"

Lilia pun tersadar dan langsung berseru dengan marah. Nada bicaranya terdengar begitu dingin seolah-olah dia ingin membunuh Yuno.

"Ssst."

Yuno meletakkan jari rampingnya di atas bibir Lilia dan mengisyaratkan wanita itu untuk diam, lalu tersenyum kecil.

"Kamu berseru sekeras ini karena aku membuatmu keenakan, 'kan ...."

"Dasar gila!"

Yuno tersenyum. Dia memindahkan jarinya dari bibir Lilia, lalu membelai punggung Lilia dari atas hingga ke bawah.

"Lilia, dulu kamu juga suka memarahiku karena merasa sakit saat kita melakukannya. Ternyata kamu sama sekali nggak berubah ...."

"Diam kamu!"

Yuno tidak menutup telepon. Panggilan itu tetap tersambung dan tidak ada suara apa pun dari ujung telepon sana, tetapi Lilia tahu bahwa Reo tetap mendengarkan.

"Yuno, tolong tutup teleponnya."

Karena tangan dan kaki Lilia terikat, jadi dia hanya bisa menoleh dan memohon pada Yuno.

Yuno boleh melakukan apa pun terhadap Lilia, tetapi jangan menyakiti Reo. Pria itu tidak bersalah.

Namun, mana mungkin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status