Share

7. Keluarga Pahlawan

Joland pergi ke kantornya dengan segera setelah pembicaraan dengan istrinya. Dia tak lagi muda dan butuh penerus. Citranya yang dulu selalu memenangkan peperangan kini telah bergeser dan sekarang dimiliki oleh keluarga Duke Lexid, bahkan anaknya yang seumuran dengan anak Joland juga berprestasi dan menjadi pahlawan perang seperti Ayahnya. Joland kini sudah seperti macan ompong yang kehilangan taringnya dan cakarnya. Semakin lama keluarga Duke Lexid bahkan semakin berjaya, kekayaan dan kekuatannya melebihi keluarga Kerajaan. Hal ini membuat Joland sedikit tertekan.

Dia memikirkan cara untuk membuat keluarga Duke Lexid harus ada dibawahnya karena bagaimana pun otoritasnya sebagai raja masih berlaku dan sebelum Duke Lexid bisa menggulingkannya, Jolan harus segera melucuti taring dan cakar Duke Lexid.

"Kalau saja anakku lebih berguna!" kata Joland mengeluh. Anaknya sejak kecil sudah diajarkan ilmu berpedang dan bela diri, tapi Ricardo tak menunjukkan bakatnya dan malah terlihat payah. Jadi ketika ada perang datang, Joland memerintahkan bawahannya untuk mengatasi krisis keamanan negara Mulk itu. Dibawah komando Duke Lexid yang gila karena ditinggal mati istrinya, kemenangan selalu diraih Kerajaan Mulk. Anak Joland yang tidak pandai berpedang itu malah menunjukkan minat dan bakatnya dibidang sastra. Sesuatu yang Joland benci karena tidak ada gunanya, pikirnya. Lalu anaknya mulai gila perempuan yang mengarah pada seks di usianya yang mulai menginjak dewasa, salah satu hal yang diturunkan Joland kepada anaknya.

Duke Lexid juga mengibarkan sayapnya dengan mengirim anaknya ke perang penakhlukan yang kembali dengan kemenangan. Joland yang melihat keluarga Duke semakin bersinar terang pun tak menyukainya. Bagaimana mungkin keluarganya semakin merosot sementara keluarga Duke semakin berjaya.

"Aku harus menemukan cara untuk menekan keluarga tersebut!" kata Joland membulatkan tekadnya.

***

Meskipun Ayah dan kakak laki-laki sibuk bekerja dan mengabdi kepada negeri ini. Mereka tak pernah melupakan kewajibannya sebagai keluarga. Bagi Gerard, kedua anaknya adalah hal yang paling utama baginya. Terlebih putrinya, karena kalau putra yang ahli pedang pasti bisa menjaga dirinya. Jadi Felix keluar dari daftar prioritasnya. Satu-satunya masalah bagi Felix yang akan meneruskan Duchy ini adalah masalahnya dengan perempuan. Gerard menyaksikan sendiri, bagaimana tingkah kikuknya Felix saat dihadapkan perempuan.

"Maaf Nona, tapi semua dansaku hanya kupersembahkan untuk adik perempuanku!" katanya memberi jawaban atas seorang Lady yang mengajaknya bercanda pada Ball perjamuan kemenangan perang. Lady yang sudah memberanikan diri untuk mengajaknya berdansa tentu saja sangat malu dan langsung pergi berlari.

"Ck..." Gerard saat itu hanya mendecakan lidahnya karena sifat anaknya yang kejam terhadap anak orang.

Belum lagi surat cinta dari para gadis, "Ih... apa-apaan isinya surat ini," katanya dengan nada marah dan juga jijik sekaligus.

< Dear Kapten Felix yang gagah dan rupawan

Saya berdoa siang dan malam agar kapten pulang dengan selamat selama di medan perang. Saya bahkan tak nafsu makan memikirkan kapten yang harus berjuang untuk Kerajaan ini....> Felix yang hanya membaca pembukaan surat itu langsung merinding dan membuang surat tersebut. Lalu surat-surat lainnya juga tak kalah Malang karena tak pernah dibaca dan langsung dibuang. Gerard benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan anaknya yang aneh itu. Dipuji banyak perempuan bukannya suka malah jijik. Sekali lagi Gerard hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sedangkan Lesha yang notabenenya adalah seorang perempuan, dia lebih lemah dimata Gerard. Padahal Lesha juga belajar berpedang dan ilmu bela diri secara diam-diam. Lesha yang dimanja tapi sangat mandiri itu sangat gengsi kalau harus merepotkan orang lain. Jadi tanpa sepengatahuan Ayah dan kakak laki-lakinya yang over protektif dia belajar cara melindungi dirinya sendiri. Kenapa diam-diam? karena kalau dia bilang pun tidak akan di ijinkannya. Belajar berpedang dan ilmu beladiri selalu menguras tenaga dan fisik, tak jarang juga badan ikut tergores pedang atau mendapatkan memar. Jadi Ayah dan Kakaknya tentu akan menolak permintaan yang berbahaya itu. Untuk mengakali tangan kapalannya, Ariana selalu memakai sarung tangan agar kakak dan Ayahnya tidak curiga.

Jadwal latihannya adalah ketika Ayah dan Kakaknya pergi, lalu dia akan mencari alasan kebaktian untuk bisa pergi keluar, padahal kebaktian yang dia lakukan hanya satu jam saja selebihnya dia pergi untuk belajar berpedang dari ahli yang dia bayar secara pribadi.

Ayah dan kakak laki-lakinya pasti akan merasa kecolongan jika tahu hal ini. Adik yang lemah lembut di depan mereka itu sebenarnya adalah topeng yang selalu ingin mereka lihat. Padahal watak asli Lesha adalah seorang yang lincah, kejam dan dingin. Dia sangat cocok jika harus menjadi penjahat. Tapi demi Ayah dan Kakaknya, Lesha bermain peran dengan apik. Nyatanya kakak dan Ayahnya tidak tahu kalau sifat Lesha sangat bertolak belakang dengan keseharian yang dia lihat. Lesha yang asli suka sekali berkuda daripada merajut. Rajutannya bahkan kasar dan buruk, jadi Dia diam-diam selalu menyuruh orang untuk menyulam sapu tangan untuk Ayah dan Kakak laki-lakinyq. Mungkin suatu hari nanti sifat aslinya akan terbongkar. Tapi sementara ini Dia adalah seorang aktris teatrikal yang naskahnya dia buat sendiri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status