Agak memalukan memang, tapi Lesha benar benar lupa dimana mereka harusnya bertemu."Ck..." orang yang menolong Lesha mendecakkan lidahnya."Maaf, saya sungguh lupa tempat dimana harusnya saya bertemu janji untuk membagi kpin emas kami," wajah Lesha diliputi pasrah dan juga menahan malu."Tapi tenang saja, saya tidak akan melupakan janji saya. Janji harus ditepati!" Lesha adalah orang yang keras kepala, jadi Dia tidak mungkin menjilat ludahnya sendiri."Apa kau yakin temanmu bukanlah komplotannya?" akhirnya pemuda tersebut bersuara. Suaranya berat sehingga terdengar sangat seksi. Untuk sesaat, Lesha terpesona. Orang itu kemudian menjentikkan tangganya untuk menyadarkan Lesha. "Ya? bagaimana?""Temanmu itu komplotannya bukan?" nadanya sedikit membentak dan membuat Lesha kaget. 'Ah iya benar juga ya, tapi tidak mungkin Kristof seperti itu,' gumam Lesha. Meskipun pertemuannya dengan Kristof sangatlah singkat, tapi Lesha yakin akan kepribadian pemuda yang baru ditemuinya itu."Itu.... say
".....?""5 koin emas satu hari!" Dia berkata sekali lagi."Aku akan menyewakan Max untukmu," pemuda itu meskipun ragu tapi tetap menolongnya. "Baik! terimakasih," Lesha sungguh terharu dengan kebaikan hatinya."Silahkan kirimkan tagihan ke Panti asuhan Marco di Wilayah Duchy Lexid, atas nama Tuan Ahsel," Lesha kemudian memberikan alamat palsunya kepada Pemuda tersebut. Meski bukan alamat asli, tapi Lesha adalah orang yang berperan besar disana, Direktur panti asuhan tersebut juga kaki tangannya, jadi sangat mudah bekerja sama dengan Direktur panti. Akan ada masalah besar kalau Dia memberinya alamat asli, bagaimana pun Kakak dan Ayahnya adalah orang yang sangat teliti, apalagi kalau menyangkut soal dirinya."Ebtysem..." pemuda tersebut menyebutkan sebuah nama, "Nama saya Ebtysem!"Lesha tersenyum, meskipun dibawah tudung, dia jelas bisa tahu kalau pemuda yang badannya tinggi dan badannya kekar itu mempesona. 'Ah... kalau berlama lama aku bisa jatuh cinta dengannya.'"Sampai jumpa Tua
"Putri Lesha, bersediakah kau untuk menjadi tunangan Putra Mahkota?""....." Suasana ballroom seketika menjadi sangat hening.'Apa-apaan ini?' batin Lesha panik.Setelah ucapan Sang Raja, semua orang tentu saja langsung memandang Lesha, hingga membuatnya tidak nyaman. Lesha melirik ke arah Ayahnya yang sama terkejutnya dengan dia. Ayahnya adalah satu-satunya Duke yang paling bersinar di Kerajaan Mulk ini. Kekayaan dan kekuatan, semuanya ada di genggamannya. 'Sial...sial...sial...' gumam Lesha seorang diri. Kepalanya masih menunduk karena dia tadi hanya berniat menyapa Yang Mulia Raja lalu pergi ke teras agar tak diganggu siapapun. Ternyata, sapaan Lesha sudah ditunggu Raja Joland. Sang Raja tentu saja tersenyum puas duduk di kursinya bersama dengan permaisuri. Matanya berkilat sangat licik. Lesha dilamar Raja di Ball perjamuan perayaan pendirian negara untuk dijadikan Putri Mahkota Anaknya. Kalau dalam cerita, semua orang ingin duduk di kursi yang agung di Kerajaan, tetapi an
Kalau ada bunga yang cantik dan akan mekar, pasti kumbang-kumbang akan datang beramai-ramai. Tapi, kalau bunga itu dijaga dengan ketat dan tidak ada celah, maka kumbang pun tidak akan ada yang mendekat. Itu hanya kata ganti dari seorang perempuan cantik yang baru saja memasuki usia dewasanya. Dia adalah Lesha Lexid, Putri satu-satunya Duke Gerard Lexid dan adik satu-satunya Felix Lexid, sang ksatria pahlawan Kerajaan. Dia sangat cantik dan bersinar seolah semua sinar matahari menyerap ke tubuhnya. Sebagai seorang anak Duke satu-satunya dia tumbuh dimanja dan disayang oleh Ayah dan Kakaknya. Ibunya sudah lama mati karena sakit. Jadi ketiganya hidup rukun tanpa sang Ibu. Semua hal terbaik diberikan kepada Lesha, perhiasan dan pemata terbaik, gaun terbaik, dan guru-guru terbaik. Jadi meskipun dimanja, Lesha juga sangat berpendidikan. Ayahnya sangat protektif juga kakaknya. Mereka semua sangat menyayanginya. Jadi meskipun Lesha sudah dewasa, dia belum punya tunangan. Itu semua terjadi ka
"Ah...huh... Yang Mulia." Desahan perempuan penghibur itu memenuhi ruangan. Ada sekitar 3 perempuan yang kini melayani orang penting di Kerajaan Mulk.Mendengar teriakan perempuan yang sekarang harus melayaninya, laki-laki berambut pirang terang itu kembali tersenyum dan menikmati malamnya. Malam selalu panjang jika penyewa ruangan itu datang, biasanya akan berakhir saat fajar akan datang dan perempuan-perempuan itu sudah tak berdaya. Bak mainan yang telah digunakan lalu dibuang begitu saja. Perselingkuhan yang setiap malam dia lakukan selalu berakhir dengan pelacur yang sekarat bahkan mati. Jadi mereka yang masih hidup setelah melayani laki-laki itu sudah pasti sangat diberkati para dewi. Tiga kantong koin emasnya dilemparnya ke perempuan yang tak berdaya di atas ranjang lebar itu. Dia tersenyum puas.Ruangan itu adalah kamar VIP sebuah tempat hiburan malam di Kerajaan Mulk. Ruangan itu hampir tak pernah kosong setiap malam, penyewanya selalu sama. Putra Mahkota sendiri adalah
Permaisuri pergi ke istananya dengan wajah kesal. Anaknya sudah 22 tahun dan masih bertindak seperti sampah. Dia tahu kalau dia juga menikahi pria busuk tapi dia ada ditempat yang paling Mulia. Jadi Dia mengulurkan tangan untuk menyambutnya. Dia rela berkubang dijalan lumpur untuk membuat banyak wanita menderita sampai mandul karena kelakuan suaminya. Dia tidak mau keturunannya harus bersaing memperebutkan tahta. Jadi Dia rela melakukan pekerjaan kotor sebagai Ibu demi putranya. Tak disangka Putra yang sangat di lindunginya tumbuh menjadi tidak berguna, jadi permaisuri merasa kalau usahanya hanya sia-sia belaka. Dia merawat anaknya seperti tanaman berharga sementara yang lainnya hanya rumput yang seperti hama, jadi Dia sudah mencabutnya sampai akar agar tidak menganggu tanamannya yang berharga.Meski tidak akur, tapi Raja juga menyukai istrinya yang kejam dan bertindak dengan caranya. Kalau istrinya tidak kejam, mungkin sudah puluhan anak lahir dari rahim banyak wanita. Jadi Raja masi
Setelah kunjungan suaminya yang sekaligus adalah Raja negeri ini. Permaisuri tampak sangat marah."Argh... Bajingan... Sialan..." Dia berteriak penuh dengan emosi. Dia juga membanting segala sesuatu yang ada di meja yang ada didepannya. Cangkir teh terlempar dengan tidak beraturan, lalu membentuk dinding dan jatuh ke lantai dengan kondisi yang hancur berantakan. Kamarnya penuh dengan baling berbahaya. Isna yang menekan emosi di depan suaminya itu kini benas mengekspresikan dan mengeluarkannya. Suaminya yang kejam terhadapnya dan anaknya yang sampah. Hidup sebagai wanita no 1 di Kerajaan ini malah membuatnya tertekan dan tidak bahagia. Tapi ini dulu adalah pilihannya jadi Dia ingin membereskan semua masalah yang menghalanginya. Hari ini Dia harus benar benar membuat anaknya sadar diri dengan posisinya. Sampah itu harus sadar bahwa lahir dari seorang Raja dan Permaisuri saja tidak akan cukup untuk memimpin negeri ini. Perlu usaha dan kerja keras juga, utamanya otak yang cerdas sehingga
Tepat setelah Isna memilih potret calon mempelai anaknya. Dia menghampiri anaknya lagi di kediamannya. Anaknya Ricardo masih saja tidur meskipun matahari sudah naik. Isna sidah kehabisan energi untuk marah. Jadi Dia hanya menginstruksikan dayang di kediaman anaknya untuk membangunkannya. Semua dayang di istana Putra Mahkota tahu betul bagaimana sifatnya. Mereka tidak ada yang berani membangunkan nya karena dia pasti akan mengamuk dan menyiksa orang yang sudah menganggu waktu istirahatnya. "Permisi Yang Mulia... Yang Mulia... Yang Mulia..." Karena sudah dipanggil tiga kali dan tidak ada harapan untuk bangun. Pelayan itu menepuk kaki Ricardo dengan ringan dan pelan sambil masih memanggil namanya. "Yang Mulia..." Dia menepuk kaki Putra Mahkota berkali-kali kali, keringat dingin sudah menetes di dahinya. Nyawanya ada di ujung tanduk. Isna yang tidak sabar menerobos masuk kamar anaknya. dan duduk di samping kursi anaknya. Dia menyaksikan bagaimana pelayan itu membangunkan anaknya yang sud