Share

52, Lullaby

“SIAPA sih yang bikin peraturan kalau cowok dilarang nangis?” Nayara memegang ujung matanya memastikan sudut itu tetap kering.

“Maaf, Nayara. Aku nggak pernah bermaksud merendahkan kamu.”

“Maaf, aku nggak tahu hidup kamu serumit itu.”

Sejak awal Manggala berkisah, Nayara tekun memperhatikan mimiknya. Tapi Manggala tidak satu kali pun melihat ke arah Nayara. Dia melihat ke segala arah kecuali ke arah Nayara. Tubuhnya kurus, wajahnya tirus dengan lingkaran hitam di mata yang semakin jelas. Mungkin dia tetap terlihat rapi, tapi itu tidak bisa menutupi kekacauan hatinya.

“Tadi kenapa kamu buang permen-permen itu?”

“Aku nggak layak dapat hadiah apa pun lagi.”

“Maksudnya?”

“Yang pernah puji aku cuma Mama. Dan Papa nggak suka kalau Mama begitu, termasuk kasih hadiah. Katanya bikin aku manja, GR, gampang puas.”

“Hadiah apa?”

Wajah Manggala melembut dihiasi senyum tipis tapi tetap tidak bisa menyembunyikan gurat sedih da

Sandra Setiawan

Cowok juga manusia. Punya rasa punya hati. Dia bisa sedih. So, Kalau ada cowok yang sedih, biarin dia nangis. Biarin dia keluarin emosinya. Cowok juga manusia. Kita temani aja. Seperti Nayara yang temani Manggala tanpa protes sama sekali. [Sabtu, 16 Oktober 2021]

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sandra Setiawan
banget. Ngetik ini nyesek banget tauk. Kenapa sih cowok dilarang nangis?
goodnovel comment avatar
hepi
sediiihhh...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status