Share

42. Uluran Tangan

"Menurut kamu Jamal gimana?"

"Dia baik. Kamu juga sudah tahu kan? Jangan sok jadi amnesia kamu? Kita kan udah sahabatan lama sejak jaman kuliah."

Nada cuma tertawa tanpa dosa mendengar pernyataanku. Astaga ini anak.

"Kalau Ustaz Hilman?"

Aku mengernyit kemudian menjawab, "Baik juga kok. Kenapa?"

"Aku bingung."

"Istikharah."

"Sudah."

"Terus?"

"Belum ada titik terang."

"Udah berapa lama istikharahnya?"

"Baru tadi malam," jawab Nada tanpa dosa.

Astaghfirullah temanku yang satu ini. Gemes aku dibuatnya. Oh iya, sekarang Nada lebih sering tinggal di rumah Gus Azzam soalnya tinggal tesis. Malas di kost katanya, buang-buang duit. Mending disini gratis. Hahaha. 

"Panteslah belum ada jawaban. Orang baru sekali sholatnya." 

Dia cuma nyengir tanpa dosa. Nada baru saja menemaniku ke puskesmas untuk melakukan suntik sebelum menikah kemudian mengikuti penyuluhan pra pernikahan. Dua minggu lagi kan aku nikah. Suasana n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Endang Sagita
di panjangin lagi bab nya, menarik ceritanya dan menghibur sekali ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status