Share

Ingat Ismawati

Aku membiarkan Bu Kokom terus berceloteh selama menempati langkahku sampai di depan pintu. Dia terus saja mengungkapkan rasa penasarannya, kenapa aku menemui laki-laki itu. Dia juga mengatakan pikiran pribadinya tentang sosok Mas Ragil, yang ingin aku memahaminya seperti apa yang dia pahami. Setelah ia selesai bicara, aku berbalik dan menatapnya penuh dengan senyuman.

“Bu, apa tidak bisa kalau tidak mengurus urusan orang sebentar saja? Jadi, apa yang jadi urusan saya dan Mas Ragil biarlah tetap menjadi urusan kami berdua, tidak perlu ibu mencampurinya kecuali, Bu Kokom memang terlibat! Kalau memang Ibu ingin tahu ada urusan apa saya dengan mas Ragil, maka jawaban saya adalah, Saya tidak punya urusan apa-apa!”

Aku kira ucapan formalku bisa diterima dengan baik hingga dia mengerti tapi nyatanya tidak karena Bu Kokom kembali bertanya.

“Kalau tidak punya urusan apa-apa tidak mungkin Mbak Mina deketin Mas Ragil sampai bela-belain datang ke tempatnya! Iya, kan?”

“Kan, sudah saya bilang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status