Share

Mengingat Sebuah Nama

“Mas! Kamu berhutang penjelasan padaku!” aku berkata, sambil mengacungkan jari telunjukku di depan wajahnya.

“Soal apa?” Mas Ragil balik bertanya, membuatku kesal saja, memang dia laki-laki tidak peka.

Aku melihat lebam-lebam yang cukup jelas, di pipi dekat telinga sebelah kirinya, dan waktu aku bertanya soal penyebabnya, tadi dia tidak menjawab. Seharusnya dia tahu kalau aku penasaran soal itu.

“Oh, iya, Mas! Kenapa hp-mu nggak bisa dihubungi?” tanyaku lagi.

“Oh tadi mati, ya sudah kalau gitu, aku sekarang ke hotel dulu ....besok kita ketemu dan ngobrol lagi kalau sudah sah jadi suami istri, oke?” katanya serambil berbisik di dekat telingaku.

Ups! Kepalanya dekat sekali dengan kepalaku membuat aku memundurkan posisi kepala agar tidak terlalu dekat. Dasar! Mas Ragil ini tadi bilang tidak boleh memeluk karena belum jadi muhrim, tapi dia malah dekat-dekat seperti itu.

Aku melihat rombongan calon suamiku pergi, dan 12 orang itu menggunakan mobil, yang sama mewah serta bagusnya. Na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status