Share

chapter 19

Gery yang sudah panik segera keluar dari mobil. Sampai di depan badan mobil Belva, Gery langsung mengetuk-ngetuk bagian kaca jendela dan menempelkan wajah di sana.

Di dalam, Gery bisa melihat kalau Belva tengah meringis sambil memijat keningnya. Mungkin Belva terpentok bundaran setir.

“Buka pintunya!” pinta Gery dari luar.

Belva pun membuka pintu, menurunkan kedua kakinya bergantian dan Gery berjalan mundur untuk memberi ruang.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Gery sambil mengamati wajah Belva.

Belva mendesis lirih. “Tidak apa-apa, cuma sedikit sakit di bagian kening.” Belva masih memijat keningnya.

“Biar kulihat.” Gery menyibakkan poni Belva lalu mengusap dengan ibu jari bagian yang terpentok itu.

Belva terdiam. Ia membiarkan Gery mengusap keningnya. Rasanya nyaman dan ingin terus. Sudah lama sekali Belva tidak menghirup aroma tubuh Gery sedekat ini. Rasa rindu dan penyesalan, serasa merusak kala mengingat masa di mana dirinya meninggalkan Gery.

“Terimakasih,” kata Belva tiba-tiba.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status