Share

chapter 53

Wajah Belva sudah terlihat sumringah, usai malam itu memanasi hati Amora. Belva sudah sangat yakin kalau Amora pasti akan sedikit menjauhi Gery.

“Pagi ...” sapa Belva saat berbarengan keluar dari kamar masing-masing. Tidak ada Theo ataupun Amora. Mungkin belum bangun.

Gery malas jika harus berurusan dengan Belva. Melihat wajahnya saja rasanya ingin berlari menjauh.

“Apa Amora belum bangun?” tanya Belva lagi. Belva kini berjalan mendekat.

“Belum,” jawab Gery sekenanya.

Karena memang ingin mendekati Gery, Belva terus berjalan di samping Gery. Harusnya Belva sadar dari raut wajah Gery kalau tidak mau diganggu.

“Kau mau sarapan kan?” tanya Belva lagi. “Sarapan saja bersamaku.”

“Hm.” Gery tak menggubris.

Mereka berdua sudah sampai di ruang makan. Di sana hanya ada ibu dan para pelayan. Ayah mungkin sudah berangkat atau justru masih di dalam kamar juga.

“Pagi, sayang,” sapa Wenda pada Gery.

“Pagi, Bu,” Gery duduk.

“Pagi, Bu,” Belva ikut menyapa.

“Pagi juga, sayang. Ayo kita maka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status