Selesai nelpon, Adnan langsung terbalik dan masuk ke dalam rumah. Dia tidak memperdulikan ibunya dan Lidya yang memanggilnya. Dia langsung pergi ke dalam kamar. Dia memeriksa lemari.
Dia tertegun saat menyadari jika tidak ada satupun barang milik Karina yang dibawanya. Gaun sederhana dan barang-barang lainnya yang pernah ia belikan untuk Karina, satupun tidak ada yang di bawa. Bahkan cincin pernikahan mereka pun telah tergeletak di atas meja tertumpang di sebuah kertas gugatan cerai yang sudah ditandatangani oleh Karina. Adnan meraih kertas itu dan meremasnya, kemudian melemparnya ke tempat sampah. “Dasar perempuan tidak tahu diri! Dia sendiri yang ingin masuk ke dalam kehidupanku dan dia sekarang yang ingin pergi juga! Dia pikir dia siapa hah? Lihat saja, aku akan menceraikanmu dan membuatmu menyesal sudah berani tidak patuh padaku!” Selama ini sebenarnya Adnan tidak terlalu kejam pada Karina. Dia bertemu dengan Karina dalam keadaan kalut. Karena pada saat itu pernikahannya hampir gagal karena Lidya telah meninggalkannya ke luar negeri dan membatalkan pernikahan. Kemudian tiba-tiba saja seorang wanita datang dan meminta untuk menjadi pengantin pengganti untuknya. Meskipun pada saat itu dia sudah menolak, tetapi Karina bahkan berlutut dan memintanya untuk bersedia menerima bantuan darinya. Karina mengatakan jika dia pernah memiliki hutang nyawa padanyam Awalnya, Adnan memang tidak mengingat siapa wanita itu tapi setelah mengingat-ingat, dia memang pernah menyelamatkan seorang wanita yang hampir tertabrak truk. Tetapi pada saat itu sebenarnya adalah kebetulan saja. Pada saat itu dia sedang berjalan di sebelah Karina, tiba-tiba datang truk dari arah belakang dengan kecepatan penuh. Adnan reflek menabrak Karina ke samping untuk menghindari tabrakan, jadi Karina terdorong oleh tabrakannya bukan sengaja didorong oleh Adnan untuk menyelamatkannya. Tetapi Karina salah paham, dia mengira jika pria itu sengaja datang untuk menolongnya. Setelah kejadian itu Karina benar-benar berterima kasih sekali kepada pria itu dan berjanji akan membalas budi. Dia mencari-cari pria yang bernama Adnan itu. Tetapi ketika bertemu, keadaan Adnan sedang dalam keadaan yang kacau. Jadi dia berinisiatif untuk membantu yaitu dengan menawarkan diri menjadi pengantin untuk Adnan. Sebenarnya, sejak kejadian kecelakaan itu Karina juga menaruh hati pada Adnan. Setelah dia pulang dari pernikahan, kakeknya marah dan tidak menyetujui keputusannya. Bahkan kakeknya mengatakan jika Adnan itu adalah dari keluarga yang tidak benar. Kakek Harmoko mengenal ayah Adnan. Ayahnya merupakan seorang pengusaha yang yang licik dan mendapatkan kasus korupsi. Kakek Harmoko mengkhawatirkan cucunya jika sampai menjadi menantu di keluarga itu. Tapi Karina meyakinkan kakeknya jika Adnan adalah pria yang baik. Kakeknya mengatakan, jika Karina tidak mempercayainya, boleh mencobanya dengan pergi ke sana sebagai seorang wanita biasa. Mereka pasti tidak akan menerima. Kemudian Karina menuruti apa kata kakeknya. Bahkan Karina rela meninggalkan rumah, perusahaan serta kakeknya hanya demi membuktikan pada kakeknya jika Adnan itu adalah pria yang baik. Sejak saat itulah, Karina keluar dan menyuruh orang untuk menghapus semua identitasnya. Itu sebabnya saat Laras menyelidiki latar belakangnya, dia tidak menemukan kejelasan dari mana wanita yang telah menjadi menantunya itu. Sebab itu, Laras mengira jika Karina adalah seorang wanita yang tidak punya asal usul yang jelas. Dia semakin tidak menyukai Karina dan menindasnya setiap hari. Berharap agar Karina tidak tahan dan meninggalkan anaknya karena dia merasa malu mendapatkan menantu wanita yang miskin dan tidak punya latar belakang keluarga yang jelas seperti Karina. Adnan memang belum bisa menyukai Karina, bahkan sampai detik ini pun pikirannya memang masih kepada Lidya. Apalagi keadaannya yang kacau. Perusahaannya bangkrut dan ayahnya bunuh diri karena tidak tahan menanggung malu karena ketahuan korupsi. Tetapi tidak lama setelah itu, perusahaan miliknya tiba-tiba mengalami kemajuan. Grup Harmoko yang terkenal dan menjadi perusahaan nomor satu yang jaya di kota itu tiba-tiba bersedia menyuntikan dana untuk perusahaannya bahkan menawarkan kerjasama Sejak saat itu perusahaan milik Adnan kembali jaya. Dia semakin tidak mau berdekatan dengan Karina karena menganggap jika Karina memang tidak layak untuk menjadi istrinya. Terlebih hasutan dari sang ibu yang membuatnya semakin tidak menyukai gadis lemah dan tidak berguna seperti Karina, yang hanya bisa diam di rumah dan melakukan pekerjaan rumah saja. *** Ponsel milik Adnan yang diletakkan di atas meja tiba-tiba berdering, membuatnya tersentak dari lamunannya. Dia langsung menjawab panggilan dari sekretarisnya. “Heri, bagaimana? Apa kamu sudah menemukan pemilik mobil itu?” Entah kenapa, Adnan sangat penasaran dengan orang-orang yang menjemput Karina tadi. “Iya, Tuan. Saya sudah menyelidiki plat mobil yang anda sebutkan. Dan ternyata itu, adalah plat mobil dari keluarga Harmoko.” “Hah, apa?” Adnan tercengang. Dia langsung menutup ponselnya. “Keluarga Harmoko? Bukankah itu adalah keluarga yang telah menyuntikkan dana begitu banyak untuk perusahaannya dan sekarang kerjasama di antara mereka sedang terjalin dengan baik? Tapi apa hubungannya keluarga Harmoko dengan Karina? Adnan sangat bingung memikirkan ini, dia sama sekali tidak menemukan jawabannya. Justru dia malah berpikiran, jika mungkin Karina menjadi simpanan dari Tuan Harmoko. “Karina benar-benar sangat murahan sekali. Bisa-bisanya dia, bahkan rela menjadi simpanan kakek-kakek hanya demi uang?”Tiga mobil Bentley hitam yang meluncur di jalanan aspal hitam. Meskipun padat, tetapi tiga mobil itu tetap lancar seperti sengaja diberi jalan oleh para pengguna jalan lainnya.Di sebuah persimpangan jalan mobil-mobil itu berbelok dan berhenti di depan sebuah rumah besar dengan pagar besi hitam yang tinggi dan kokoh. Hanya selang beberapa detik gerbang besi itu terbuka tiga mobil itu masuk dan berhenti sebelum pintu mobil paling depan terbuka para pelayan wanita dan pria sudah keluar secara teratur dan berbaris rapi untuk menyambut kedatangan mereka Mia turun terlebih dahulu sebelum kemudian dia membuka pintu untuk sang putri pewaris. Para pelayan membungkuk Dengan hormat ketika Nona mudanya keluar dari dalam mobil. “Selamat datang kembali Nona muda.” mereka serempak mengucapkan kata penyambutan. Karina hanya tersenyum dan mengangguk ringan kemudian dia menatap seorang Pria tua yang memakai tongkat keluar dari pintu Kakek Harmoko menyambut kedatangan cucu satu-satunya miliknya i
“Karina, kamu harus dengar ucapan kakek. Adnan itu bukan suami yang baik untukmu. Kamu tidak akan bahagia jika bersamanya.” Kakek Harmoko terus berusaha untuk menyadarkannya, tetapi hati Karina seperti sudah tertutup. Karina bergeming, dia menatap wajah kakeknya. Pria tua itu yang telah membesarkan dirinya sendirian sejak dia lahir ke dunia ini. Sebenarnya, hatinya merasa sedih dan tidak tega. Tetapi dia tidak bisa mengubah keputusannya. Dia telah berjanji dan dia harus menepati janjinya. “Kakek, maafkan aku. Beri aku waktu tiga tahun untuk membuktikannya, jika pilihanku ini tidak salah.” Kakek Harmoko tidak bisa lagi mencegah keinginan cucunya. Karina memang sangat keras kepala. Pria tua itu menegakkan pandangannya, kemudian dia berkata dengan tegas, “Baik. Tiga tahun. Tiga patah kata yang keluar dari mulutnya cukup membuat Karina lega. Dengan pikiran yang mantap, Karina menarik koper dan keluar dari pintu rumahnya yang cukup megah itu. Tapi baru satu meter dia melangkah, suara ka
Karina masih dalam keterkejutan melihat tingkah ibu mertuanya yang tiba-tiba dengan sengaja menjatuhkan dirinya sendiri ke lantai. Begitu dia melihat Adnan suaminya menghampiri ibunya, dia baru sadar ternyata ibu mertuanya melakukan itu untuk memfitnahnya. Adnan segera membantu ibunya bangun. “Adnan, wanita itu sengaja mendorong bibi. aku melihatnya sendiri. Padahal bibi hanya bertanya baik-baik padanya. “ Lidya berkata demikian untuk memperkuat akting Laras. Tatapan dingin Adnan langsung jatuh kepada Karina. Belum sempat dia untuk membela diri, tiba-tiba saja tangan Adnan mendarat di pipinya. Plak! Karina terkejut, pipinya terasa panas dan perih akibat tamparan tangan Adnan. Dia kemudian mendongak, “Kenapa memukulku? Aku sama sekali tidak bersalah!” “Apa kamu bilang, tidak bersalah? Kamu sudah menyakiti ibuku, tapi kamu masih menyangkalnya? Dasar perempuan tidak tahu diri! Aku benar-benar membencimu Karina!” Setelah mengatakan demikian, Adnan langsung mendorong Karina hingga Ka
Lidya mengulurkan tangannya untuk meraih lengan Adnan. Dia berkata dengan suara manja. “Adnan, bisakah kita seperti dulu lagi? Aku ingin bersamamu dan kali ini aku sudah mendapatkan restu dari kedua orang tuaku untuk menikah denganmu.” Adnan menarik nafas panjang, kemudian dia menoleh dan berkata. “Aku belum memikirkan hal itu karena biar bagaimanapun juga sekarang aku sudah menikah.” “Adnan, dia hanya pengantin penggantiku, kamu sama sekali tidak menyukainya dan kehidupan rumah tangga kamu juga tidak bahagia. Dia bukan wanita yang baik. Lihatlah, ibumu menderita karena memiliki menantu yang tidak berpendidikan dan berlatar belakang tidak jelas seperti dia. Dilihat dari sudut pandang manapun, aku lebih baik dari dia. Jika kamu merasa kecewa karena kejadian dulu, itu hanya sebuah kesalahpahaman saja. Aku pergi ke luar negeri juga demi kebaikan kita. Ayahku berjanji setelah aku menyelesaikan sekolahku, maka dia akan memberi restu untuk kita.” Setelah beberapa saat terdiam, Adnan kem
Karina menuruni angkot yang ditumpanginya tadi dengan menjinjing keranjang sayur di tangannya. Angkot yang dinaikinya tadi tidak sampai ke depan rumah Adnan, hanya ada di persimpangan. Jadi dia harus berjalan kaki beberapa meter untuk sampai ke rumah itu. Ketika dia membuka pintu, dia langsung disambut oleh ibu mertuanya dengan ocehan dan kata-kata yang pedas. “Benar-benar perempuan tidak berguna! Ke pasar saja sangat lama! Sepertinya kamu sengaja ya, ingin membuat aku mati kelaparan?” Karina tidak menjawab ocehan mertuanya, dia langsung pergi ke dapur untuk segera memasak. Laras bukannya berhenti mengoceh, tapi dia justru mengikuti Karina dan melanjutkan ocehannya. “Kamu itu sebenarnya berasal dari mana sih? Kenapa kamu itu tidak tahu malu sekali? Karina, kamu dengar ya? Lidya, pacar Adnan sudah kembali. Jadi kamu harus merelakan Adnan untuk menikahnya!” Karina yang sedang menggenggam sayuran langsung menoleh, “Ibu, tapi aku masih istri sah mas Adnan. Bagaimana mungkin dia aka
Mobil taksi yang ditumpangi Karina berhenti di depan gedung perkantoran grup Harmoko yang menjulang tinggi dan tampak mencolok di antara gedung-gedung lainnya di kota itu. Sebelum dia melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan itu, Mia sudah terlihat menunggunya di depan pintu masuk bersama dengan dua pria kekar yang memakai jas hitam. Melihat Karina datang, Mia langsung berlari kecil menyambut, diikuti dengan dua pria tadi. “Nona Muda, ternyata anda benar-benar datang. Kalau begitu, mari silahkan.” Mia terlihat begitu senang, begitu juga dengan dua pria di belakangnya. Mereka tidak menyangka jika Nona Muda mereka benar-benar akan datang ke perusahaan. Sebelum melangkah masuk, Karina menoleh dan bertanya dulu pada Mia, “Kamu tidak memberitahu kakek kan, tentang kedatanganku ini?” “Tidak, Nona Muda. Tuan Besar sudah ada satu mingguan ini tidak pergi ke perusahaan. Dia terlalu khawatir memikirkan mu.” “Baguslah, jangan beritahu pada kakek dahulu tentang rencanaku.” Mia menganggu
Setelah mematikan panggilan dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas, tanpa ragu Karina melangkah membuka pintu. Ketika dia sampai di ruang tamu, dia melihat Laras sudah berbalik dan ingin menghampirinya. Laras terkejut melihat Karina keluar dengan penampilan seperti itu. Karina yang dekil, lusuh dan kucel itu tiba-tiba tidak ada di diri Karina yang sekarang. Dia terlihat seperti bak putri orang kaya yang baru saja datang dari sebuah perusahaan ternama. Laras sampai tercengang bukan main. Begitu juga dengan Lidya. Mereka tidak menyangka jika Karina bisa berpenampilan secantik itu juga. Apalagi gaun, tas, bahkan perhiasan yang dipakainya adalah merek terkenal. “Kamu! Apa-apaan kamu hah? Dari mana kamu mendapatkan semua barang mewah yang ada di badanmu itu?” Laras langsung menudingnya. Karina tersenyum sinis, kelembutan dan keramahannya yang selama ini selalu ia tunjukan tiba-tiba menghilang dari wajahnya. Dia kemudian berkata dengan nada datar, “Bukan dari mana-mana. Semua
“Kenapa semakin hari kamu semakin seperti ini? Kenapa kamu tidak mau patuh sedikitpun?” Karina langsung menegakkan punggungnya dan menatap Adnan dengan sangat dingin. “Patuh? Aku harus patuh bagaimana lagi? Hampir tiga tahun aku tinggal di rumah ini. Aku menjadi seorang menantu dan istri yang patuh untuk kalian. Sedikitpun aku tidak pernah mengeluh seperti apapun sakitnya kalian menindasku dan menghinaku, tapi aku tetap bertahan demi agar bisa menjadi istri yang baik untuk kamu Adnan. Demi bisa membalas semua kebaikan yang pernah kamu berikan padaku dulu ketika kamu menyelamatkan aku dari kecelakaan. Tetapi, selama itu aku sama sekali tidak dihargai. Aku terus dihina karena kalian melihatku hanyalah seorang wanita yang tidak punya apa-apa. Dan mungkin sekarang, wanita yang sudah meninggalkanmu dan bahkan hampir membuatmu malu itu kembali, tiba-tiba saja kamu berkata akan menikahinya tanpa memikirkan perasaanku bagaimana? Apakah aku masih harus patuh?” Adnan tercengang dengan jawab