Share

Bab 23

“Ih, apaan, sih? Ngapain coba lihat-lihat kamar orang?” ucap Juwita marah sambil berkacak pinggang memandangku dengan mata melotot.

“A-aku, aku tadi dengar suara anak nangis di sini, Mbak,” ucapku terbata sambil menoleh ke belakang.

“Anak nangis? Jangan ngaco kamu. Lihat! Jelas-jelas anakku sedang tidur. Kamu sengajakan mau masuk ke kamar terus ngambil uang atau apalah milikku?” ucapnya sekilas menggeser kain gorden sambil melihat anaknya yang masih tertidur lelap.

“Mbak! Yang enakkan dikit dong kalau ngomong. Jangan sembarangan gitu,” sahutku menatap tajam matanya.

Rasa takutku kini berubah menjadi emosi. Mataku memandangnya tanpa berkedip.

Juwita mengalihkan pandangan ke arah ruang tamu, dia melipat kedua tangannya di dada sambil menghela nafas. Wajah angkuhnya tak dapat dia tutupi.

“Sudah! Aku mau pulang,” ucapku sambil meninggalkannya yang masih berdiri di sana.

“Pulang sana!” Juwita mengusirku dengan suara lantang.

Dengan rasa emosi yang tinggi, perasaanku meronta-ronta sampai b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status