Share

41. Penyesalan Yusuf

“Ayah sih, sudah aku bilangkan kalau Pak Bara itu habis sakit, butuh pemulihan!” sungut Nia menatap kesal pada sang Ayah. “Tapi Ayah gak mau dengar!”

Namun dengan santainya Yusuf melirik Bara dan mengatakan, “Halah, cuman berdarah gitu aja kamu koq panik!”

Kekesalan Nia memuncak ternyata Ayahnya itu tampak tidak merasa bersalah sama sekali.

“Ayah!” teriak Nia geram. Hampir saja tangannya bergerak untuk mencubit lengan sang Ayah, ketika tatapan Bara menghentikannya. “Sudah, aku gak papa koq. Jangan khawatir begitu deh.”

Sontak suara lembut Bara membuat beberapa pengunjung puskesmas menoleh ke arahnya. Bara memang bisa jadi sesuai keinginannya. Kadang baik, kadang lembut, kadang jahat, kadang dingin dan kadang egois.

Tidak lagi berada di sawah, keluarga ini sekarang berada di puskesmas desa. Setelah membersihkan badan Bara yang kotor, Nia tanpa persetujuan langsung membawa Bara menuju ke puskesmas.

“Tuh, kamu dengar sendiri kalau Bara tidak apa-apa,” tegas Yusuf sambil menampilkan senyu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status