“Cepat lepaskan!” Christopher kembali berseru.
Selena merasa terpukul oleh kata-kata Christopher yang merendahkan. Dalam keheningan yang mencekam, dia merasakan campuran antara kebencian dan keputusasaan. Dalam situasi yang sulit ini, Selena berjuang untuk menjaga ketenangan dan keberanian di dalam dirinya.
Hanya saja, Selena tidak berani menatap ataupun melihat langsung wajah Christopher. Suara berat dan gagah yang terpancar dari Christopher sudah cukup menggambarkan karakter pria tersebut. Dengan perlahan dan hati-hati, Selena mulai melepaskan satu persatu lapisan kain yang menutupi tubuhnya, mengikuti instruksi yang disampaikan oleh Christopher.
Dengan pakaiannya sudah terlepas, Selena hanya menyisakan sehelai kain sebagai penutup bagian tak terjangkaunya. Tubuhnya gemetar dan ekspresinya kusut, dihadapkan pada rasa takut yang mendominasi di tengah situasi yang tidak nyaman. Meskipun ada rasa malu, namun rasa takut lebih mendominasi perasaannya.
“Mendekatlah, aku ingin melihatmu lebih dekat,” ujar Christopher dengan nada tenang namun tetap tegas.
Matanya yang tajam terus menatap tubuh putih Selena tanpa kenal belas kasihan, menuntut ketaatan terhadap perintahnya.
“Kubilang mendekat! Atau akulah yang mendekatimu?” ucapnya lagi dengan tegas.
Selena, meskipun ragu dan takut, terus menuruti perintah Christopher bahkan ketika perintah tersebut semakin tegas.Selena merasa terjebak dalam situasi yang menakutkan ini, namun kaki patuhnya terus melangkah maju, mendekati Christopher yang tegak berdiri dengan gagah.
Dalam ketidakpastian dan ketakutan yang melanda, Selena bergerak semakin dekat dengan Christopher. Meski samar, namun keteguhan dan kokohnya tubuh Christopher tercetak jelas di mata Selena. Dalam keadaan yang begitu tegang, Selena harus menemukan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan yang dialaminya.
“Berlututlah, cepat buka celanaku.”
Deg!
Mata Selena membelalak.
Gemetar, ia menuruti perintah atasannya itu.
Berlutut dan membuka kancing celana Christopher dan tak berkata-kata sama sekali.
Namun saat meraba mencari kancing celana, Selena berhenti sejenak. “Tuan. Christopher, bolehkah kita padamkan lampunya saja? Aku... sebelumnya belum pernah melakukan hal seperti ini.” Suaranya gemetar takut.
Christopher, tersentak oleh permintaan Selena, merasa kebingungan dan canggung.
Permintaan dari Selena sungguh di luar dugaan!
“Cih! Kau ini lucu sekali, kenapa aku harus menuruti perintahmu? Apa untungnya bagiku?”
Dalam posisi yang membuatnya merasa malu dan tidak nyaman, Selena mencoba menjelaskan situasi yang dianggap menuntut kepatuhan terhadap peraturan yang telah ditetapkan. Meskipun berlutut di depan Christopher, Selena tetap berusaha untuk berbicara dengan lembut namun penuh kehati-hatian.
“Di sebuah kertas yang ku dapatkan dari Nyonya Helena, disana dijelaskan bahwa salah satu peraturannya adalah tidak boleh menyalakan lampu utama. Saat Tuan. Christopher meminta sesuatu yang intim, bukanlah sebuah peraturan harus ditaati?”
“Baiklah, ternyata suka menaati peraturan ya? Kalau begitu, kau boleh mematikan lampu utama. Tapi, tidak dengan lampu tidurnya. Aku tidak suka kegelapan.” Christopher memutuskan untuk menyetujui permintaan Selena.
“Terimakasih Tuan. Christopher.” Selena bersyukur atas kesepakatan ini.
Setelah mendapat persetujuan, Selena berdiri dan mencari tombol untuk mematikan lampu utama, mengakhiri ketegangan dan kecemasannya dalam situasi yang sulit.
“Dia sangat lugu, apa benar belum pernah melakukan nya? Baiklah, aku akan mencari tahunya sendiri,” pikir Christopher dalam hati.
Christopher merasa terkejut dan sedikit skeptis, melihat ketidakberanian Selena. Saat melihat Selena dengan tatapan menelaah, Christopher merasa bahwa wanita ini benar-benar berbeda dan tidak seperti wanita lain yang pernah masuk ke dalam kamarnya.
Christopher mendekati Selena dengan sikap tegas dan memintanya untuk bersikap patuh. Selena, berdiri dengan penuh kerendahan hati, mendengarkan perintah Christopher tanpa berani melawan.
“Malam Ini, aku sedang tidak ingin dilayani, tapi!” Christopher menghentikan ucapannya, lalu mendekati Selena yang berdiri dengan lugu dan terus menunduk. “Aku ingin melayani, Jadilah penurut. Jangan mendesah, karena aku tidak suka mendengar desahan wanita. Karena terdengar sangat berisik!”
Dalam situasi yang penuh dengan ketegangan dan kecemasan, Selena merasa tertekan dengan permintaan Christopher yang mengintimidasi.
“Baiklah, Tuan Christopher saya paham,” sahutnya singkat.
Saat Christopher menarik dagu Selena dan menatapnya dengan senyuman sinis yang tajam, Selena merasa lemah dan pasrah.
Meskipun merasa terkejut dan ketakutan, Selena tidak berani menatap Christopher. Dia terkejut ketika merasakan pegangan tajam Christopher di dadanya dan mencubit puncaknya yang berwarna merah muda.
Dalam situasi yang menakutkan dan tak terduga ini, Selena merasa terjebak dan tak berdaya di hadapan Christopher.
“Aah!”
Desahan singkat bahkan terlepas dari bibir Selena akibat rasa terkejut yang melandanya.
Dalam keadaan yang menekan dan intim, Christopher mendekat dengan tatapan buas yang siap menerkam mangsanya. Sementara telapak tangan kanannya masih membungkus dada Selena dengan hangat, Christopher mengeluarkan kata-kata yang membingungkan, mencampur pujian dan komentar yang tajam. “Kau seperti orang bodoh, tapi aku sangat menyukai tubuhmu.”Selena tak mengerti. Dengan polos, ia pun menjawab, “Terima kasih Tuan. Christopher, mungkin karena aku masih berusia 20 tahun.” Pikirnya, itu bisa mengalihkan kepanikannya saat ini di hadapan Christopher yang terkenal kejam dan tajam. Namun, hal itu malah membuat Christopher menahan tawa dalam hati.Selena seperti umpan yang tak terduga dari Helena. Meskipun Selena terlihat seperti marmut kecil yang takut, Christopher menyadari usahanya untuk tetap bertahan dari ejekan yang disengajakan atau tidak.“Kalau begitu, angkat lutut dan topang dengan kepalamu, buatlah sikap seperti kau sedang telungkup,” ujar Christopher, memberikan perintah dengan
Beberapa jam sebelumnya, di kediaman David Bouttier...Sebelum menghajar habis pengkhianat yang memberikan informasi terkait lokasi pertambangan ilegalnya kepada pemerintah, Christopher mengunjungi kediaman milik Kakeknya. Sebagai seorang cucu, dia datang untuk menyapa David Bouttier.Di kediaman yang mewah, lampu gantung berkilauan memberikan sentuhan elegan pada ruangan yang dipenuhi dengan wangian makanan lezat. Christopher dengan langkah mantap memasuki ruangan, matanya tajam memperhatikan setiap sudut, mencerminkan keputusannya yang tangguh. Sementara David Bouttier duduk dengan tenang di kursi empuknya, senyum sinis terukir di wajahnya yang berkerut, menyambut kedatangan cucunya dengan sikap yang dingin namun juga penuh teka-teki.“Christopher, apakah kamu dalam keadaan yang baik?” Perempuan itu memandang Christopher dengan tatapan tajam yang penuh kekhawatiran, Christopher merasakan kelembutan di balik kedahsyatan wanita tersebut.“Keadaan ku selalu baik, ini semua karena ka
“Aku tidak membutuhkan wanita lain lagi!” tegasnya mengambil keputusan.Dengan tegas, Christopher menolak ide untuk mencari wanita lain dan memilih untuk fokus dengan cara sendiri. Dia mengkonfrontasi David Bouttier dengan menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap campur tangan Helena dalam urusannya. Memperlihatkan rasa frustasi dan putus asa, Christopher merasa tak berdaya dengan segala tuduhan yang ditujukan padanya. Segalanya berubah menjadi pertarungan kuasa di antara ketiganya di tengah drama yang semakin kompleks.“Christopher Bouttier!” bentak David, setelah mendengar kata-kata cucunya yang pembangkang.Dalam situasi itu, Helena juga ikut memperkeruh suasana. “Kakek, sudahlah kakek. aku sudah biasa mendengar kata-kata Christopher yang begitu, tenanglah kakek aku baik-baik saja.”Di tengah situasi yang semakin memanas, Helena turut memperkeruh suasana dengan mencoba menjeda kemarahan David. Dengan penuh kecerdikan dan manipulasi, Helena berusaha meredakan keadaan dan menenangka
“Jangan sentuh bagian tubuh kananku!” Selena terkejut dan menghentikan pergerakannya. “Maafkan aku Tuan,” Dia menarik mundur jemarinya dengan gerakan tangan yang gemetar karena ketakutan. “Biasanya aku akan langsung mencekik siapapun yang berani menyentuh bagian itu!” Mendengar nada suara Christopher yang marah, Selena menyadari bahwa dia telah melakukan kesalahan tanpa disengaja. Lalu, dia berinisiatif memohon maaf saat menunduk, namun sayangnya sebelum berucap dia tergelincir dan tak sengaja menyentuh pemukul keras Christopher, yang membuat pria itu mendesah kesal karena terkejut dengan pergerakan yang mengejutkan itu. “Ck! Apa kau tuli?” bentaknya karena terkejut. “Maaf, Tuan Christopher. Aku pantas mendapatkan hukuman yang berat.” ucap Selena dengan gugup dan tubuhnya yang semakin bergetar oleh ketakutan. Christopher tersenyum tipis, merasa aman karena Selena tidak bisa melihatnya. Dengan kebebasan ekspresinya sendiri, dia berkata, “Hanya tak sengaja karena kecerob
Selena merasa kelelahan dan kurang sehat setelah hari pertamanya di Mansion Christopher yang menantang. Seperti magnet yang tak terelakkan, kenangan tentang interaksi panas dengan Christopher muncul di pikirannya, membuatnya merasa malu dan cemas. “Astaga kenapa aku terus memikirkan hal ini?” Lalu dia memegang bagian terlarangnya yang terasa panas. Selena merenungkan tentang hadiah emas batangan yang diberikan Christopher setelah selesai tugasnya. “Dia memberikan aku bayaran yang cukup besar, tapi apa setelah ini aku akan dipanggil kembali atau berakhir mati seperti yang lain?” Dalam kekhawatirannya, Selena bertanya-tanya apakah Christopher akan memanggilnya kembali setelah insiden tersebut, atau apakah dia hanya menjadi bagian sementara dari kehidupan Christopher? Tentu saja dia harus sadar diri. Tok Tok.. Selena terkejut saat mendengar ketukan pintu yang dilanjutkan dengan suara tegas dari Sarah. “Selena cepat bersiaplah! Nyonya Helena ingin ingin bertemu denganmu secepatnya
“Dalam situasi yang sulit ini, jika kau ingin ibumu tetap mendapat perawatan yang baik, sudah jelas bahwa kau harus berpihak padaku, bukan pada Christopher,” Helena memberikan tawaran yang sulit dan mengancam. “Dan dalam situasi ini, aku juga berjanji untuk menyembuhkan ibumu dan memastikan keselamatannya. Selain itu, kau akan menerima sejumlah uang yang akan melampaui segalanya yang pernah kau bayangkan,” Helena memulai penawaran yang menjanjikan dengan senyum jahat dan ancaman tersirat. Dia mencoba memanfaatkan situasi keluarga Selena untuk memasukkan Selena ke dalam lingkaran pengaruhnya, menawarkan jalan keluar yang rumit namun juga mengancam. Dengan nada yang tajam dan penuh penekanan, Helena menempatkan Selena di persimpangan yang sulit. “Aku tahu Nyonya, tapi aku gadis yang tahu diri dan tidak layak menerima hadiah itu dari Nyonya Helena.” Dengan bijak, Selena menolak tawaran Helena dengan tegas. Dengan keberanian dan kebijaksanaan, Selena mencoba menghindari jebakan y
Christopher duduk dengan santai di ruang kerja pribadinya, dia sedang berada di pusat kekuasaan yang kuat miliknya. Di dekatnya ada Harvey, dia adalah rekan dan penasehat terdekat yang selalu setia kepada Christopher.Hubungan erat antara keduanya meliputi aspek bisnis maupun pribadi, dan Harvey hampir mengetahui segala rencana dan pemikiran dalam benak Christopher. Sebagai benteng utama, Harvey selalu siap melindungi Christopher dari segala ancaman musuh yang mengintai.Harvey dan Dokter sedang mengamati Christopher.Pria itu duduk tanpa pakaian atasnya, hanya mengenakan celana dan sepatu. Christopher melirik kearah pakaian yang diletakkan di sampingnya, menunggu waktu untuk dipakai kembali.Hari ini, Harvey sengaja membawa dokter untuk memeriksa bekas luka Christopher yang masih memerlukan perawatan intensif. Suasana tegang pun terasa di udara, seiring dengan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh Christopher dalam situasi tersebut.“Apa masih terasa sakit di bagian sini?” Dokter itu b
Selama di perjalanan cepat itu, Christopher terus mengingat ucapan Selena.“Sejak kecil saya selalu mengamati anda, sikap tegas dan ekspresi yang selalu murung itu selalu membekas di benak saya.”Di dalam benak Christopher, bayangan tubuh molek Selena mulai menghantui. Kata-kata Selena juga mulai mengguncang hatinya, terutama setelah pengalaman mandi yang menegangkannya, membuatnya meragukan kekuatan ingatannya sendiri.“Kau pasti sengaja kan?” gumamnya.Gadis itu membuatnya merenungkan siapa sebenarnya gadis muda itu dan apa motif di balik kata-katanya.“Selena? Jadi namanya Selena.” ucapnya sambil tersenyum dalam hatinya.Christopher dan timnya tiba di pertambangan yang mengalami masalah.“Cepat kalian menyebar, selamatkan Louis, hidup atau mati. Bawa saja mayatnya,” Harvey segera menginstruksikan seseorang untuk mencari Louis dan rekan-rekannya. “Dilihat dari bentuk kekacauannya, ini bukan serangan dari polisi!” Ujar Christopher memberikan kesimpulan dengan cepat.Harvey sudah ti