Share

Pajak dan Perang

Rumah Kepala Suku Dusun Lubuk Ruso yang dituju Aditya dan Nadir sudah di depan mata. Hari belum terlalu gelap ketika keduanya tiba.

Pucuk dicinta ulam tiba. Saat keduanya baru masuk ke halaman, si empu rumah ternyata sedang bersantai di depan rumah.

"Wak Baidil! Ini aku Nadir!" Baidil mempercepat langkahnya kegirangan melihat orang tua angkatnya ada di depan rumah. Baidil, orang yang dipanggil oleh Nadir tercengang. Setengah tak percaya Nadir tiba-tiba datang dan mencium tangannya.

"Nadir! Benarkah kau ini Bujang?"

"Ya Bak! Ini aku Nadir. Anak bujang Bak!"

"Demi Buddha! Akhirnya kau sampai kemari lagi ke rumahmu ini Bujang! Ayo masuk...! Ayo masuk...! Ajak temanmu masuk juga!" ajak Wak Baidil gembira.

Aditya langsung tenang melihat sambutan hangat Wak Baidil. Dari tadi ia begitu gelisah. Dua sampai tiga orang penduduk dusun telah mengikuti mereka dari jauh. Seolah mereka tak suka ada orang luar berkunjung ke Dusun Lubuk Ruso.

Ketiganya kini sudah berada di dalam rumah panggung Wak B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status