Share

Asal Usul Koh Bai

Koh Bai berhenti bicara. Ia kemudian melirik ke arah Wak Baidil yang duduk tak jauh darinya.

"Wak Baidil sebagai tetua dusun Lubuk Ruso lebih paham kondisinya dariku. Beliau bisa menjelaskannya nanti padamu Jawir," Koh Bai menutup rangkaian ceritanya. Ada kegetiran yang belum bisa ia urai diwajahnya.

"Ini yang aku senang darimu Koh Bai!" tiba-tiba ceketukan Wak Baidil muncul. Namun orang tua itu belum mau bicara lebih banyak lagi. Ia lebih memilih mengajak Aditya dan Nadir berpamitan pada Koh Bai. "Koh Bai, sudah lewat tengah hari. Aku dan anak-anak pamit dulu. Kau juga pasti akan meneruskan pekerjaanmu."

"Baik Wak. Jangan bosan main ke gubuk atau ladangku Wak. Kalian berdua juga begitu ya," jawab Koh Bai dengan senyumnya yang khas.

Matahari sudah merambat perlahan ke arah barat. Hampir seluruh Lubuk Ruso telah dijelajahi mereka bertiga. Dalam sisa perjalanan itu, bagi Aditya tak ada lagi kejutan yang berarti. Namun ia sudah cukup puas untuk beberapa kejutan yang sangat berharga bagin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status