Share

Menuju Hutan Larangan

"Wak Baidil...! Wak Baidil...!"

Dengan wajah pucat pemuda yang datang itu menghampiri Wak Baidil dan berbisik padanya. Wak Baidil mengangguk-anggukkan kepala. Sepertinya ada sesuatu yang sedang terjadi.

Selesai memberikan informasi, pemuda itu langsung pergi. Tanpa sepatah katapun yang dikatakan pada Aditya dan Nadir. Tapi mereka tak mempersoalkannya.

"Heeehhhhh...," Wak Baidil menghembuskan nafas panjang karena berita yang dibawa si pemuda tadi.

"Ada apa Bak?"

"Aaaah...berita duka Aditya!" kata Wak Baidil.

"Kalau aku boleh tahu, kabar duka dari siapa Bak?"

"Beberapa hari lalu, sebelum kedatangan kalian berdua, aku mengirimkan dua orang anak muda Lubuk Ruso ke sebuah hutan yang terkenal angker."

"Hutan angker?" sahut Nadir tak bisa menutupi kekagetannya.

"Ya Nadir. Hutan berjarak satu hari perjalanan dari Lubuk Ruso."

"Bak, apakah hutan yang Bak maksud itu hutan larangan yang terletak di sebelah kanan jalan antara Lubuk Ruso ke Melayu?"

"Kau benar Nadir. Bagiamana kau bisa tahu?"

Adi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status