Share

201. Part 7

Namun ketika para ksatria mulai merentang busur dan menyerang Bancakluka dengan puluhan anak panah, semua pengunjung menahan napas. Tak ada yang dapat bersuara. Demikian pula Bancakdulina. Tentu saja Bancakdulina mengkhawatirkan keselamatan putra tunggalnya. Tapi, tekad dan keinginan si kakek sudah amat bulat. Sebelum ajal menjemputnya, dia ingin melihat Bancakluka menjadi pemimpin Suku Asantar untuk menggantikannya. Dan, dia yakin keinginannya itu akan terwujud. Hingga, dapatlah Bancakdulina menekan rasa khawatir di hatinya.

Akan tetapi karena hujan anak panah mengguyur bak air bah yang tak pernah ada habisnya, Bancakluka jadi amat kerepotan. Beberapa kali tubuhnya hampir tertembus. Kaum wanita dan anak-anak yang berada di pinggir tanah lapang, tak kuasa melihat adegan yang amat mendebarkan itu. Mereka mengalihkan pandangan. Beberapa orang di antaranya bahkan menjerit ngeri seraya menutup mata rapat-rapat.

Untunglah, sebelum sesuatu yang tak diinginkan terjadi, anak p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status