Share

32. Dendam Masalalu

"Entah mengapa, mereka sepertinya tidak bermaksud membunuhku," tutur Mei Lie setelah menceritakan semua kejadian yang menimpa mereka.

"Jadi, mayat-mayat yang kemarin kutemui, adalah mayat para pengawal kapal ayah Nona?" tanya Baraka berusaha memastikan.

"Tidak semuanya. Pengawal kami hanya sepuluh orang. Selebihnya adalah begundal orang yang kudengar bernama Wasesa," jawab Mei Lie menegaskan, membuat mata pemuda itu membelalak mendengar nama Wasesa kembali diucapkan oleh seseorang sebagai simbol kejahatan dan kekejaman.

Ingatan pemuda tampan yang tingkah lakunya seperti orang sinting itu seketika kembali ke masa delapan tahun silam. Saat ayah dan ibunya dikeroyok oleh Wasesa dan begundalnya. Dia sudah mendatangi desa di tempat dia dilahirkan. Di sana telah didapatnya berita kalau ayah dan ibunya mati di tangan Wasesa.

"Jahanam! Orang itu benar-benar jahanam" dengus Baraka seraya mengepalkan tinjunya. Tapi secepat itu pula, pemuda itu tersenyum-senyum sera

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status