Share

508. Dua Pendekar Hitam dan Serangan Siluman Kembar

“Kubah pelindung itu mulai melemah. Muncul retakan dan lubang di beberapa titik. Kita harus segera menyerang dengan kekuatan penuh,” ujar Bangkong Bodas.

“Kau benar, Bangkong Bodas,” sahut Simeut Koneng, “aku yakin yang lain juga sudah menyadari hal ini. Para pendekar bodoh itu tidak akan bisa bertahan lagi.”

Bangkong Bodas dan Simeut Koneng melompat ke belakang dalam waktu bersamaan, memutar tubuh di udara, menghimpun kekuatan di kedua tangan.

Para siluman menyebar ke sekeliling gua, bersiap untuk melesatkan serangan.

Wulung, Argaseni, Brajawesi dan Bangasera mengentak tubuh ke empat arah berbeda, melirik sekeliling dan bersiap dengan serangan. Tak ingin ketinggalan, Wintara dan Nilasari melesatkan serangan susuk dan tombak ke arah langit.

“Gawat. Dengan serangan itu, kubah pelindung ini tidak mungkin bisa bertahan lagi. Aku harus melindungi para tabib,” ujar Wirayuda yang bersembunyi di balik pohon. Ia segera memberi tanda pada petinggi golongan putih yang lain untuk kembali.

Wiray
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status