Share

Ringin Anom

Di tengah keributan yang terjadi, datanglah seorang kakek tua dengan jenggot kecokelatan. Tangannya memegang sebuah tongkat.

Di ujung tongkat, terdapat sebuah lubang yang tertutup. Lubang itu memancarkan energi kuat, namun tertekan oleh energi dari tongkat. Asoka bisa merasakannya, namun dia memilih diam.

“Mmm, sepertinya aku harus menyambung telepati Prabu Wusanggeni, turnamen harus diundur lagi sampai Asoka selesai mengurus urusannya di Dwipa.” Si kakek hanya mengamati dari sisi lain penginapan, hanya duduk, diam, dan mendengarkan keluhan warga.

Amarah Asoka disambutnya dengan senyuman. “Sama seperti Seno, energi Bunar Kumbara terlalu meluap dalam tubuhnya, dan itu yang membuatnya mudah terpancing emosi.”

Beberapa detik sebelum keributan selesai dan warga bubar, kakek itu tiba-tiba menghilang dan entah pergi ke mana. Semua orang tidak ada yang menyadari keberadaan si kakek, kecuali Kuntasena.

Sang dukun tahu jika

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status