Share

Siluman Rakun

Raden Kusuma tersadar. Matanya kembali normal. Teriakan dua tetua padepokan yang bertugas menjaga Fahma membuat amarahnya meredam.

“Barok, kau ke mana saja seharian ini?” tanya Raden Kusuma sangat khawatir.

“Ceritanya panjang, Guru. Tapi kita harus ke ruangan ritual lebih dulu,” ajak Barok sambil berlari menggandeng tangan Raden Kusuma.

Sesampainya di ruang ritual, mereka dibuat terkejut bukan main. Fahma berteriak kencang, namun dalam posisi tidur. Ini bukan mimpi buruk biasa. Pasti ada sesuatu yang mengganggu Fahma.

Raden Kusuma menyuruh Barok dan dua tetua lain untuk duduk bersila. Dari telapak tangan mereka, keluar cahaya putih dan kesemuanya diarahkan ke bagian muka Fahma.

Teriakannya lama kelamaan berhenti dan Fahma kembali tidur dengan nyaman. “Ini adalah efek samping dari ritual penutupan mata anehnya,” lirih Raden Kusuma sambil berjalan mondar-mandir.

Dia masih memikirkan nasib Ki Langkir Pamanang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status