Share

Tatapan Amarah

“Suheng, kalau tidak ada mereka tentu saya sudah tewas di tangan Mo Ong seperti yang lainnya!” Lin Lin menarik tangan Long Wan. “Kami tahu, tentunya kamu sangat kecewa dan marah. Akan tetapi malam itu golongan pendekar terpaksa bergabung dengan komplotan Mo Ong, kalau tidak maka akan dituduh sebagai pemberontak oleh kaisar!” Dewa Pedang berusaha membela diri.

“Dasar pengecut, hanya demi nama baik kamu tega mengkhianati guruku!” Wajah Long Wan masih terlihat penuh marah. “Jaga bicaramu, kau kira aku takut kepadamu!” Tianba mengacungkan telunjuknya. Mendengar perkataan Tianba kedua mata Long Wan mencorong tajam.

“ Suheng, tenangkan dirimu. Ini hari istimewa ayah, tolong jangan merusak suasana!” rengek Lin Lin, wajahnya tertunduk lesu. Melihat keadaan sumoinya, menarik napas panjang. “Maafkan saya sumoi, amarah di dalam ini tidak akan pernah hilang sebelum membuat perhitungan kepada orang-orang yang menyebabkan guru dan teman-teman kita tewas!” ucap Long Wan.

Untuk menghindari pertikaian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status