Share

Mencintaimu sejauh air mata

Selamat membaca.

Aku menuruti Almosa malam itu, dan untungnya rencanaku yang ternyata gagal total tidak membuatnya marah. Aku tahu ia ingin menghabisiku malam itu, sorot mata pria itu seolah berkata 'tunggu saat kau pilih!' Pemikiran yang cukup membuatku merinding.

Pasti alasan mengapa ia tak menghukumku karena mencoba untuk kabur darinya.

***

Pagi yang indah, suara kereta kuda menghampiri. Dan Kafkan, ia yang mengantarku agar tidak tersesat nantinya.

Selama perjalanan. Aku tak bicara, jelas aku marah pada mereka.

Aku sembuh. Tapi perang sebentar lagi akan terjadi! Aku tidak tahu akan masa depan, jika sampai identitasku terbongkar nantinya.

"Kau siap?"

Kafkan bertanya, aku tak menanggapinya. Dan ia terlihat hanya menghembuskan nafasnya kasar, memaklumiku.

GEKKK!!!

Seperti pintu kebebasan yang hanya ada dalam khayalanku. Aku bersukacita, saat mendengar suara mereka.

DEG!

Senang. Itu aku rasakan.

"Emabell?" Nike memanggil. Sungguh aku merindukannya. "Abell!" Ia berlari ke ar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status