Share

Bab 28 : Sahabat?

Aku yang tadinya mau merebahkan badan pun akhirnya memutuskan untuk tidak jadi beristirahat.

Bang Aldin kembali merebahkan diri. "Baring, Mila!" suruhnya.

"Mmm ... gak usah, Bang." Pikiranku melayang, nanti malam apa kami akan tidur bersama di dalam tenda ini? Seketika jantungku berdetak lebih cepat. Aah tentu saja, berarti ini kali kedua kami tidur bersama, selain di kampung waktu itu.

"Ayoo ... kamu pasti capek. Abang aja capek!" katanya sembari menelentangkan badannya dan menatap langit-langit tenda.

Hujan di luar sana semakin deras. Langit pun tampak makin menggelap. Apalagi waktu sudah menjelang magrib begini. Udara terasa semakin dingin. Dan ... aku lupa membawa jaket. Ya Allah, bodohnya aku. Bagaimana tidak menyiapkan jaket pergi ke gunung seperti ini? Dasar amatiran!

"Aku duduk aja, Bang," jawabku. Aku nggak enak baring berduaan begini. Walaupun kenyataannya kami sudah pernah tidur satu ranjang. Yaa ... tidur.

"Ya, terserahlah," ujar Bang Aldin sambil melirikku, "ngomong-ngomo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status