Share

Bab 69: Capek Mikirin Kamu

Ada banyak kisah yang tak terucap oleh awan pada langit, oleh daun pada ranting.

Sebagaimana rinduku yang takpernah menjelma menjadi kata.

Ia memilih berdetak seiring denyut nadi dan degup jantung.

***

Sejenak Satya terdiam. Ada yang berdenyar di dada setiap kali ia melihat paras Lintang. “Aku mau denger suara kamu lagi ngaji,” ujarnya kemudian.

Seketika sepasang mata Lintang berpendar secerah kejora. Permintaan Satya seperti seperti tetesan embun di pagi hari. Untuk pertama kalinya Satya memintanya membaca Al Quran. Meski sering mendengar di sampingnya ketika ia membaca mushaf, Satya tidak pernah berkomentar sedikit pun.

“Surah apa?” tanya Lintang penuh semangat.

“Yang biasa kamu baca sebelum tidur.”

“Oke. Tutup dulu teleponnya ya, Mas. Saya ambil wudu dulu.”

“He-em. Tapi kamu jangan tidur sebelum surahnya selesai dibaca, lho,” ujar Satya lalu tersenyum menggoda.

Lintang tersenyum malu mengingat dirinya sering tertidur saat belum selesai membaca surah Al Waqiah atau Al Mulk.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status