Share

Bab 76: Tabir Pak Handoko (2)

Hendrijk membuka ransel dan mengeluarkan kantung kain berwarna putih. “Oleh-oleh buatmu dari Bajawa.” Lelaki berambut pirang itu menyodorkan kantung pada Satya. “Yellow cattura.” Sepasang mata berwarna biru milik Hendrijk memendarkan cahaya.

“Serius?” Satya meraih kantung dari atas meja lalu membukanya. Aroma kopi segera menyergap hidung ketika tali pengikat terbuka.

“Coba saja kalau kamu tidak percaya dan rasakan sensasinya.” Pendar cahaya di mata Hendrijk semakin terang.

“Kamu habiskan sebulan di Bajawa?” Satya menatap heran teman lamanya.

“Tentu saja tidak. Aku ke Bajawa, Toraja, dan Wamena. Cukuplah untuk dapat beberapa karung kopi yang bisa dibawa pulang.” Hendrijk terlihat bungah dan puas. Ia sengaja datang ke Indonesia untuk menjelajah perkebunan kopi di timur Indonesia dan mencari rekanan untuk bisnis kopinya di Amsterdam, dan usahanya kali ini tidak sia-sia. Ia bisa pulang dengan biji kopi terbaik dari tanah yang menurutnya sangat diberkati ini.

“Gila!” seru Satya.

“Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status