Share

Ketakutan Itu Datang

Aku mengirimkan pesan kepada mas Reza. Aku bertanya, apakah Hannah menyukai bonekanya atau tidak? Namun Mas Reza sama sekali tidak membalasnya. Aku mulai cemas.

“Non Bulan.”

“Ibu itu datang lagi, Non!”

Bibi Niam berlari ke arahku. Aku sedang berada di dalam kamar. Merias wajahku untuk menyambut mas Reza. Akhir-akhir ini aku suka merias wajahku. Sejam lagi, dia akan pulang. Namun sampai sekarang, ponselku sama sekali tidak dibalasnya.

“Non.” Deru napas bibi Niam berkejaran. Dia tampak kelelahan di depan pintu. Aku beranjak dari tempat duduk lalu bergegas menghampirinya.

“Ibu Fauzi?” tanyaku. Bibi Niam mengangguk.

“Ya Non, dia ada di depan.”

“Katanya, mau bertemu non Bulan lagi. Apa kita panggil satpam kompleks aja yah?” tanya bibi Niam. Aku berjalan menuju pintu depan. Di sana, sudah ada ibu Fauzi beserta keranjang pasar miliknya.

“Usir aja Non. Orang nggak tahu diri. Masa datang-datang pinjam uang 100 juta sih. Nggak mood banget, Non.“

Aku berjalan menuju ibu Fauzi. Dia segera mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status