Share

Menghibur Sali

Yuni mengabariku jika Sali kembali ke rumah pukul empat sore. Yuni mengatakan bahwa dia mengikutinya dari belakang. Kata Yuni, seorang lelaki menjemputnya. Umurnya cukup tua.

Aku yakin jika lelaki itu adalah paman Gufron. Siapa lagi? Sali tidak memiliki kenalan di Jakarta.

“Bulan, kayaknya dia cemburu deh sama adiknya. Dari tadi aku lihat, dia diam saja. Seperti orang bingung gitu,” ucap Yuni dari sambungan telepon.

Sali tidak baik-baik saja.

“Besok aku akan menemui Sali. Tapi sekarang, kayaknya aku mau istirahat dulu,” ucapku.

Aku berbaring di atas tempat tidur. Mas Reza lagi tidur pulas.

“Kabari aku kalo kamu mau bertemu dengan Sali yah, aku mau menemuinya juga,” ucap Yuni.

Sambungan telepon berakhir. Mas Reza perlahan membuka matanya. Dia menatapku.

“Mas nggak tidur yah?” cetusku.

Mas Reza malah tersenyum.

“Tadi, lagi bicara sama siapa?” tanyanya.

Aku menghela napas panjang. “Yuni Mas, tadi aku minta tolong sama dia untuk pantau Sali. Kasihan Sali, mungkin dia merasa sedih.”

Mas Re
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status