Share

22. Menikah

"Aaaarrrgghh...! Kacau semuanya!" teriakku sangat frustasi. Ini semua gara-gara Santi, padahal sedikit lagi Winda akan menerimaku kembali.

"Kacau gimana sih, mas? Kapan kamu mau nikahi aku?" tanya Santi.

"Ya itu semua gara-gara kamu. Rencanaku gagal sudah."

"Rencana buat balikan sama Winda lagi?" tanya Santi sambil terus menatapku.

Aku menoleh dan memandangnya. Ah, kenapa aku bisa sampai terjerat oleh Santi. Dia ternyata licik.

"Kenapa diam, mas? Bukankah dulu kau ingin berpisah darinya? Sekarang kenapa berubah pikiran? Lagian Winda sudah gak mau sama kamu lagi, mas! Heran, ngapain masih ngarepin dia?"

"Santi... Santi... Andai saja kamu lebih bersabar sedikit lagi, kita gak akan kayak gini. Aku pasti akan nikahin kamu. Kalau sekarang bagaimana? Aku sama sekali gak punya uang. Bapak juga pasti tidak akan menerimaku bekerja di kebunnya lagi. Rumah inipun hasil dari belas kasih Winda. Kau pikir sekarang, kita mau makan apa nanti?" ujarku penuh penyesalan. Kuhela nafas panjang, rasanya ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status