Share

41. Lamaran

Deg ... deg ... deg ... Jantungku mulai berdebar-debar lagi. Haruskah kukatakan pada bapak, kalau Mas Anjar memang masih menyukaiku dan akan melamarku besok?

"Kenapa bapak bicara seperti itu?" tanyaku.

"Iya nak, setelah kamu menikah, bapak tak melihat sekalipun dia dekat sama seorang wanita. Hari-harinya dia lakukan untuk bekerja. Dia memberdayakan orang-orang seperti bapak untuk mengolah lahan kosong untuk ditanami sayur mayur. Dia juga memberdayakan para pemuda dan ibu-ibu untuk mengolah bank sampah, sampah-sampah bekas makanan diolah jadi pupuk kompos, dan pupuk itu digunakan bersama di ladang-ladang yang kami punya."

Bapak menghela nafas panjang, lalu matanya menerawang menatap langit-langit rumah.

"Sedangkan sampah plastik dipilah-pilah lagi, bungkus-bungkus kopi maupun minuman sachet dianyam jadi kerajinan tangan, ada yang dibuat tas, tikar bahkan kotak tissue. Sedangkan bungkus jajanan yang gak ada kembarannya dirawis kecil-kecil untuk isian bantal sofa. Kresek-kresek warna wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status