Share

Bab 77

"Menurutku?" Satu lemparan tawa mengejek terlukis penuh misteri. "Seharusnya kamu tak perlu bertanya. Kamu pasti paham dan tahu sendiri ukuran dirimu." Meisya berdiri. Ia meninggalkan Indri setelah ungkapan itu tersampaikan.

Indri kembali ke dalam lagi. Melepas udara yang tiba-tiba membuat dadanya sesak bersama langkah yang tak begitu diperhatikan. Menuju ke dapur, wanita muda dengan setelah kalem itu melihat sang mertua tengah mengaduk minuman panas.

"Hai, Sayang? Kamu mau teh juga? Papamu tadi minta, ada di kamar sama Dave. Apa kamu mencarinya?" Laila tak pernah menunjukkan sikap tak enak. Wanita dengan sejuta kasih sayang itu membuat Indri nyaman.

"Tidak, Ma. Biarkan saja dia di sana. Saya izin pulang duluan, nanti sampaikan padanya. Ada urusan mendadak."

Laila bisa melihat genangan melingkari bola mata menantunya. Namun, ia tak ingin terlalu jauh ikut campur. Bukan maksud hati tak peduli, tetapi ia paham setiap manusia memiliki privasi masing-masing.

"Mama panggilkan Dave, ya?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status