Share

Bab 98

"Maaf, keluarga Ibu Rumi?"

Seorang lelaki berpakaian jas putih dengan stetoskop mengalung pada leher, menghampiri mereka. Semua orang menoleh dan mendekat. Ingin mendengar kabar bagaimana kondisi wanita tua di dalam sana.

"Kami, Dok." Ali yang pertama maju. Dia sudah tak sabar ingin mendengar kabar dari sang dokter berkacamata itu.

"Sebelumnya, kami minta maaf sebesar-besarnya. Pihak rumah sakit sudah berusaha semaksimal mungkin." Sesaat, sang dokter menunduk. Menunjukkan wajah sedih. Semakin membuat Ali mengulang pertanyaannya lagi. "Bu Rumi, sudah menghembuskan napas terakhirnya."

Seketika, tubuh mereka meremang. Indri hampir saja terjatuh pingsan, kalau tidak ditolong oleh kakak iparnya. Kondisi menggendong bayi ditambah mendengar kabar kematian Ibunya. Indri sampai sudah tak bisa menangis lagi.

Air mata terasa kering dan tubuh lemah bertambah-tambah. "Bu, jangan tinggalkan Indri!"

Mereka bertiga saling menguatkan. Sebisa mungkin, Indri berdiri dibantu Ali dan Shalsabila. Merek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status