Share

Bab 146

Winda menatap Hengky beberapa detik dan menganggukkan kepala. Dia maju dan menggandeng lengan lelaki itu sambil tertawa dan berkata, “Ok, kita pulang!”

Hengky tersenyum tipis dan meminta anak buahnya memanggil Santo dan pulang bersama. Santo mengendarai mobilnya Winda dan mengikuti mobil Hengky dari belakang. Winda duduk di samping kursi kemudi dan kerap melirik ke arah Hengky sekaan ingin mengatakan sesuatu.

“Kamu mau bilang apa?” tanya Hengky setelah delapan kali kepergok tengah meliriknya.

Winda yang sudah ketahuan tidak bisa lagi berbohong dan dengan jujur bertanya, “Bukannya kamu ke rumah sakit? Kenapa bisa ke rumahku?”

Bibir Hengky menipis dan dia tampak seperti berpikir cara untuk menjawab pertanyaan Winda. Setelah beberapa detik dia berkata, “Kalau aku nggak datang, apa yang akan kamu lakukan?”

Winda terdiam dan seperti teringat akan sesuatu. Mendadak hatinya berdegup cepat dan bertanya, “Kamu demi aku? Kamu menebak kalau Papa telepon aku karena masalah berita dan takut aku ngg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status