Share

Bab 145

Hengky menunduk dan berkata, “Ada sedikit urusan yang mau aku bicarakan dengan Papa. Kamu duduk dulu sebentar, nanti aku antar pulang.”

Hengky jarang sekali ke rumahnya, apalagi baru saja kejadian seperti ini dan James sungguh tidak ingin Hengky datang ke sini.

“Hengky, sini duduk dulu sebentar. Papa masih ada yang mau dibicarakan dengan Winda. Ka-“

“Pa, aku juga ada yang mau dibicarakan,” kata Hengky lagi.

Winda merasa sedikit tidak tenang. Dengan suara pelan dia berkata, “Aku bisa urus masalah ini, kamu ja-“

Hengky menepuk tangannya pelan untuk menenangkan perempuan itu. Winda tidak berbicara dan hanya melepaskan pegangannya. Hengky berjalan ke hadapan James dengan sikap penuh keyakinan. Lelaki tua itu hanya menatap Hengky pasrah dan akhirnya berkata, “Kita bicara di ruang baca saja.”

“Baik,” sahut Hengky sambil mengangguk.

Keduanya berjalan ke lantai atas dan masuk ke dalam ruang baca.

“Duduklah,” ujar James sambil menunjuk sofa di samping.

“Tadi aku dengar semua percakapan Papa dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status