Share

Bab 93

“Baik, Pak Hengky,” sahut Santo seraya berdiri dari kursinya. Lalu dia keluar dan menutup pintu rapat.

“Ada apa, bilang saja?” kata Hengky.

Winda mendekatinya dan duduk di kursi yang tadi diduduki oleh Santo. Dia lantas menatap wajah Hengky yang tampan itu dan tanpa sadar mengepalkan tangannya.

“Kenapa kamu bantuin Yuna merebut peranku?”

Hengky menyapu pandangannya ke wajah Winda, dan ketika dia melirik ke bawah, matanya terhenti kepada tangan Winda yang dia letakkan di atas meja. Warna merah yang merembes dari perban itu sangat mencolok, membuat Hengky mengerutkan keningnya.

“Tanganmu ….”

“Hengky, jawab pertanyaanku! Kenapa kamu bantuin Yuna?”

“Nggak ada kenapa. Dia yang mau peran itu, jadi aku kabarin Jason dan Ivan, itu saja.”

“Cuma itu saja?” balas Winda kecewa melihat senyum sinis di wajah Hengky, kemudian dia bertanya lagi, “Atas dasar apa kamu kasih Yuna yang dia mau? Kenapa aku harus berusaha mengandalkan ketekunanku sendiri untuk dapat apa yang aku mau, sementara dia bisa dapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status